Kendari: Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mengakui pihaknya masih kekurangan personel. Basarnas masih membutuhkan tambahan personel dalam melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan jika terjadi kondisi membahayakan manusia.
"Personel kurang, sumber daya manusia kita di Basarnas baru tercapai 40 persen, bisa Anda bayangkan 40 persen," kata Henri di sela kunjungan kerja di Kantor Basarnas Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu, 19 Maret 2022.
Henri menyebut Basarnas setidaknya membutuhkan 10 ribu personel. Namun, hingga saat ini baru terpenuhi 4 ribu.
Meski terbatas, dia menegaskan tidak akan menghalangi atau menghambat dalam merespons ketika masyarakat membutuhkan pertolongan. Seluruh personel yang ada sudah terbina dan teruji.
Baca: Baret Rescue NasDem Dilatih Kecakapan SAR
Guna mengatasi keterbatasan personel, pihaknya melatih potensi SAR dari berbagai kalangan. Sehingga, dapat membantu jajarannya di berbagai wilayah jika terjadi kondisi membahayakan manusia.
"Potensi SAR itu ada TNI-Polri, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik organisasi kepemudaan, sekolah yang mau kita didik itu akan kita kerahkan dan kita berikan pendidikan sertifikasi memiliki kemampuan yang sama dengan Badan SAR Nasional," jelas dia.
Basarnas akan melengkapi peralatan penyelamatan seperti kapal dan aqua eye. Ini adalah alat pendeteksi seseorang jika tenggelam, khususnya jika terjadi musibah di wilayah perairan seperti di Sulawesi Tenggara.
"Di sini (Sulawesi Tenggara) permasalahan utama adalah kurangnya alat utama atau alat pencarian dan pertolongan itu adalah kapal. Mengapa demikian dari 100 persen kejadian 70-80 persen terjadinya kecelakaan di permukaan air sungai, danau dan laut," kata dia.
Kendari: Kepala Badan SAR Nasional (
Basarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mengakui pihaknya masih kekurangan personel. Basarnas masih membutuhkan tambahan personel dalam melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan jika terjadi kondisi membahayakan manusia.
"Personel kurang, sumber daya manusia kita di Basarnas baru tercapai 40 persen, bisa Anda bayangkan 40 persen," kata Henri di sela kunjungan kerja di Kantor Basarnas Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu, 19 Maret 2022.
Henri menyebut
Basarnas setidaknya membutuhkan 10 ribu personel. Namun, hingga saat ini baru terpenuhi 4 ribu.
Meski terbatas, dia menegaskan tidak akan menghalangi atau menghambat dalam merespons ketika masyarakat membutuhkan pertolongan. Seluruh personel yang ada sudah terbina dan teruji.
Baca:
Baret Rescue NasDem Dilatih Kecakapan SAR
Guna mengatasi keterbatasan personel, pihaknya melatih potensi
SAR dari berbagai kalangan. Sehingga, dapat membantu jajarannya di berbagai wilayah jika terjadi kondisi membahayakan manusia.
"Potensi SAR itu ada TNI-Polri, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik organisasi kepemudaan, sekolah yang mau kita didik itu akan kita kerahkan dan kita berikan pendidikan sertifikasi memiliki kemampuan yang sama dengan Badan SAR Nasional," jelas dia.
Basarnas akan melengkapi peralatan penyelamatan seperti kapal dan aqua eye. Ini adalah alat pendeteksi seseorang jika tenggelam, khususnya jika terjadi musibah di wilayah perairan seperti di Sulawesi Tenggara.
"Di sini (Sulawesi Tenggara) permasalahan utama adalah kurangnya alat utama atau alat pencarian dan pertolongan itu adalah kapal. Mengapa demikian dari 100 persen kejadian 70-80 persen terjadinya kecelakaan di permukaan air sungai, danau dan laut," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)