medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menjamin penundaan pengosongan Kompleks Zeni TNI AD Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pengosongan tidak jadi dilakukan malam ini.
Kendati demikian, puluhan warga tetap menjaga ketat kompleks yang terletak persis di belakang Giant Supermarket Mampang ini. "Kita siaga satu," kata salah seorang warga Roni Setiawan di lokasi, Sabtu (19/12/2015),
Roni menegaskan, pihaknya tidak akan mundur selangkah pun. Mereka akan melakukan penjagaan 24 jam dan setiap malamnya diberlakukan ronda sekitar 15 hingga 20 orang.
Penjagaan itu dilengkapi dengan pemasangan pagar kawat yang menutup rapat gerbang kompleks. "Pagar sekitar 7 meter itu juga baru dibangun kemarin (Jumat, 18 Desember)," ujar dia.
Namun tidak semua warga yang tetap bertahan di kompleks. Ada juga warga yang berusaha mengamankan perabotan rumah tangganya. Perabotan itu diangkut malam ini juga dengan mobil pick up.
Menteri Luhut menjamin penundaan pengosongan kompleks. Hal itu setelah Luhut melobi Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana untuk tidak mengerahkan pasukannya mengeksekusi pengosongan.
Jaminan itu disampaikan Luhut kepada salah seorang perwakilan warga, Mayjen (Purn) Samsudin melalui sambungan telepon genggam. Menurut Samsudin, Luhut meminta pihaknya untuk datang ke Kemenkoplhukam, Selasa, 22 Desember mendatang.
"Kita bawa legal standing kita. Karena mereka (Pangdam Jaya) juga mau menunjukkan legal standing-nya," imbuh mantan Komisioner Komnas HAM ini.
Sebelumnya, Pangdam Jaya ingin mengambilalih kompleks tersebut karena dianggap hak milik Kodam Jaya. Namun, warga mengaku rumah tersebut sudah dibeli dan bukan lagi rumah dinas seperti yang diakui Kodam Jaya.
Perintah pengosongan ini, sudah dilakukan sejak 2010 silam. Saat itu, sekitar 47 rumah berhasil dieksekusi. Kini sebanyak 71 rumah yang tersisa, juga akan dikosongkan.
medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menjamin penundaan pengosongan Kompleks Zeni TNI AD Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pengosongan tidak jadi dilakukan malam ini.
Kendati demikian, puluhan warga tetap menjaga ketat kompleks yang terletak persis di belakang Giant Supermarket Mampang ini. "Kita siaga satu," kata salah seorang warga Roni Setiawan di lokasi, Sabtu (19/12/2015),
Roni menegaskan, pihaknya tidak akan mundur selangkah pun. Mereka akan melakukan penjagaan 24 jam dan setiap malamnya diberlakukan ronda sekitar 15 hingga 20 orang.
Penjagaan itu dilengkapi dengan pemasangan pagar kawat yang menutup rapat gerbang kompleks. "Pagar sekitar 7 meter itu juga baru dibangun kemarin (Jumat, 18 Desember)," ujar dia.
Namun tidak semua warga yang tetap bertahan di kompleks. Ada juga warga yang berusaha mengamankan perabotan rumah tangganya. Perabotan itu diangkut malam ini juga dengan mobil pick up.
Menteri Luhut menjamin penundaan pengosongan kompleks. Hal itu setelah Luhut melobi Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana untuk tidak mengerahkan pasukannya mengeksekusi pengosongan.
Jaminan itu disampaikan Luhut kepada salah seorang perwakilan warga, Mayjen (Purn) Samsudin melalui sambungan telepon genggam. Menurut Samsudin, Luhut meminta pihaknya untuk datang ke Kemenkoplhukam, Selasa, 22 Desember mendatang.
"Kita bawa
legal standing kita. Karena mereka (Pangdam Jaya) juga mau menunjukkan legal standing-nya," imbuh mantan Komisioner Komnas HAM ini.
Sebelumnya, Pangdam Jaya ingin mengambilalih kompleks tersebut karena dianggap hak milik Kodam Jaya. Namun, warga mengaku rumah tersebut sudah dibeli dan bukan lagi rumah dinas seperti yang diakui Kodam Jaya.
Perintah pengosongan ini, sudah dilakukan sejak 2010 silam. Saat itu, sekitar 47 rumah berhasil dieksekusi. Kini sebanyak 71 rumah yang tersisa, juga akan dikosongkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)