Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso,--Foto: Antara/Rahmad
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso,--Foto: Antara/Rahmad

BIN Klaim Beri Peringatan Potensi Serangan Terorisme Sejak 2015

Al Abrar • 15 Januari 2016 19:48
medcom.id, Jakarta: Jauh-jauh hari Badan Intelijen Negara (BIN) telah memberi sinyal akan adanya ancaman tindakan teror di Indonesia. Peringatan itu disampaikan pada November 2015.
 
Karena itu BIN menolak dituding kecolongan terkait insiden ledakan bom dan penembakan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, yang menewaskan tujah orang.
 
"Di berbagai media telah kami sampaikan bahwa ada sekitaran 100 kombatan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang pulang ke Tanah Air," ujar Kepala BIN Sutiyoso di Kantor BIN, Jalan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).

Di samping ratusan anggota ISIS yang kembali ke Tanah Air, Sutiyoso mengungkapkan adanya 423 anggota teroris yang sudah menyelesaikan pelatihan oleh kelompok radikal.
 
BIN juga mengklaim sudah menginformasikan kemungkinan adanya serangan pada 9 Januari lalu. Tapi itu tak terjadi.
 
"Teroris itu berbeda dengan militer atau polisi. Mereka bisa menyerang kapan saja tanpa bisa dideteksi," kata Sutiyoso.
 
Ke depan, lanjut mantan Pangdam Jaya itu, agar penanganan terorisme lebih memberikan rasa aman diperlukan adanya perbaikan UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme.
 
"BIN diberikan kewenangan yang lebih. Yaitu penangkapan dan penahanan. Dalam penggunaan kewenangan ini tentu dengan menyeimbangkan antara HAM, kebebasan dan kondisi keamanan nasional," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan