Diskusi Kiai Said dan Media di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jagakarsa. (Foto: Medcom.id/Marcheilla).
Diskusi Kiai Said dan Media di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jagakarsa. (Foto: Medcom.id/Marcheilla).

Pentingnya Peran Media Konvensional Berantas Berita Hoaks

Marcheilla Ariesta • 20 Mei 2018 05:33
Jakarta: Media konvensional berperan penting dalam menghapus berita-berita hoaks di muka bumi. Terlebih di masa post truth.
 
Post truth adalah keadaan di mana emosi mengalahkan logika. Hal ini terjadi saat masyarakat emosi membaca berita yang tidak berdasarkan fakta.
 
"Beredarnya berita hoaks dipengaruhi juga oleh media konvensional," ucap peneliti media di Indonesia Nurfajri Budi Nugroho, Sabtu 19 Mei 2018.

Menurut dia, media konvensional kurang gesit meredam kebohongan tersebut. Dalam acara diskusi 'Kiai Said dan Media' di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Fajri mengatakan ada beberapa karakteristik dari post truth ini.
 
"Pertama adalah tuduhan tidak berdasar kepada tokoh atau kelompok tertentu, serta menjadi industri fitnah," serunya.
 
Hal ini didasarkan pada kurangnya klarifikasi yang menyebabkan kebenaran menjadi relatif dan dikalahkan dengan emosi serta keyakinan seseorang.
 
"Sayangnya, praktik seperti ini menyebabkan hoaks, industri fitnah yang menjadi karakteristik kedua," tukas Fajri.
 
Hal senada diungkapkan jurnalis Nahdlatul Ulama Savic Ali. Menurut dia, opini di media sosial diungkapkan secara asal dan tidak banyak yang bisa dipertanggungjawabkan penyampaiannya.
 
"Bahkan tidak sedikit opini yang disampaikan tidak masuk akal dan hanya bertujuan untuk memperkeruh suasana," imbuh Savic.
 
Dalam hal ini, media konvensional perlu mengambil peran dengan cara memverifikasi fakta setiap informasi yang beredar di media sosial. Sehingga, kata Savic, publik akan mendapat informasi yang faktanya bisa dipertanggungjawabkan.
 
Sementara itu, pemimpin redaksi Medcom.id Abdul Kohar menuturkan, jika publik mendapat informasi faktual dan terverifikasi maka akan membawa dampak positif di masyarakat. Hal ini bisa tercermin lewat sikap toleransi serta menghargai keberagaman.
 
Sebaliknya, jika masyarakat mudah terprovokasi berita bohong, maka teror bisa terjadi. Karena para pelaku teror bermula dari intoleransi yang menjadi radikalisme dan membawa mereka melakukan aksi terorisme.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan