Jakarta: Mabes Polri mengungkapkan motif mengapa teroris nekat beraksi saat bulan suci Ramadan. Teroris percaya jika meninggal dalam aksinya, mereka akan akan mati syahid.
"Ada kepercayan bulan suci ini merupakan bulan amaliahnya mereka," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Juni 2019.
Dedi menyebut teroris gencar menargetkan polisi dalam aksinya lantaran sakit hati. Pasalnya, kepolisian dengan tegas menegakkan hukum pada kelompok dan jaringan terorisme di Indonesia selama 19 tahun belakangan.
"Baik pada masa yang berafiliasi dengan Osama bin Laden dan kemudian di tahun-tahun 2014-2015 yang sudah berafiliasinya ke ISIS (Negara Islam)," ujarnya.
Aksi teror melanda Pos Pengamanan (pospam) Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin, 3 Juni 2019, pukul 22.45 WIB. Aksi yang dilancarkan RA di penghujung Ramadan ini tidak memakan korban.
"Tidak ada korban dari masyarakat maupun dari polisi," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel saat meninjau lokasi ledakan Selasa dini hari.
Baca: Kronologi Bom Bunuh Diri di Pospam Kartasura
RA diduga berupaya menyerang polisi. Hal ini pun sudah berulang kali terjadi di berbagai tempat. "Ini serangan kepada petugas polisi dan ini bukan yang pertama," kata Rycko.
Dalam melakukan aksinya, RA menggunakan bom pinggang. Dia mengalami luka di perut dan tangan kanan akibat ledakan tersebut.
Berdasarkan investigasi sementara, RA terpapar kelompok militan ISIS. Namun, kepolisian belum bisa menggali lebih jauh dan menunggu sampai kondisi RA benar-benar pulih.
Jakarta: Mabes Polri mengungkapkan motif mengapa teroris nekat beraksi saat bulan suci Ramadan. Teroris percaya jika meninggal dalam aksinya, mereka akan akan mati syahid.
"Ada kepercayan bulan suci ini merupakan bulan amaliahnya mereka," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Juni 2019.
Dedi menyebut teroris gencar menargetkan polisi dalam aksinya lantaran sakit hati. Pasalnya, kepolisian dengan tegas menegakkan hukum pada kelompok dan jaringan terorisme di Indonesia selama 19 tahun belakangan.
"Baik pada masa yang berafiliasi dengan Osama bin Laden dan kemudian di tahun-tahun 2014-2015 yang sudah berafiliasinya ke ISIS (Negara Islam)," ujarnya.
Aksi teror melanda Pos Pengamanan (pospam) Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin, 3 Juni 2019, pukul 22.45 WIB. Aksi yang dilancarkan RA di penghujung Ramadan ini tidak memakan korban.
"Tidak ada korban dari masyarakat maupun dari polisi," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel saat meninjau lokasi ledakan Selasa dini hari.
Baca: Kronologi Bom Bunuh Diri di Pospam Kartasura
RA diduga berupaya menyerang polisi. Hal ini pun sudah berulang kali terjadi di berbagai tempat. "Ini serangan kepada petugas polisi dan ini bukan yang pertama," kata Rycko.
Dalam melakukan aksinya, RA menggunakan bom pinggang. Dia mengalami luka di perut dan tangan kanan akibat ledakan tersebut.
Berdasarkan investigasi sementara, RA terpapar kelompok militan ISIS. Namun, kepolisian belum bisa menggali lebih jauh dan menunggu sampai kondisi RA benar-benar pulih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)