Dua unit alat berat, Senin dini hari 16 Mei 2016, mengevakuasi salah satu sisi JPO yang roboh ditabrak truk di Tol BSD KM 7, Tangerang Selatan, Banten.
Dua unit alat berat, Senin dini hari 16 Mei 2016, mengevakuasi salah satu sisi JPO yang roboh ditabrak truk di Tol BSD KM 7, Tangerang Selatan, Banten.

Bertaruh Nyawa Setelah Jembatan Penyeberangan Tiada

19 Mei 2016 09:18
Metrotvnew.com, Jakarta: Jembatan penyeberangan orang (JPO) di ruas Tol BSD KM 7+400 vital bagi warga Kampung Poncol dan Kampung Sawah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Mereka bahkan harus bertaruh nyawa untuk mobilitas setelah jembatan itu tiada.
 
JPO itu roboh dihantam truk bermuatan crane pada Minggu malam 15 Mei. Sejak kejadian itu, nyawa seakan kurang berharga. Agar waktu tempuh untuk melintas lebih singkat, warga nekat menyeberangi ruas tol.
 
Rabu siang 18 Mei, Rudi, 44, warga Kampung Sawah, sejenak berpaku di tepi ruas tol. Matanya awas memerhatikan kendaraan yang melaju kencang dari arah BSD menuju Jakarta.

Bertaruh Nyawa Setelah Jembatan Penyeberangan Tiada
Truk pengangkut alat berat menabrak JPO di Tol BSD KM 8, Tangerang Selatan, Minggu malam 15 Mei 2016. Foto: MI/Susanto
 
Ketika jalanan sedikit lengang, pedagang kelontong itu berlari membelah jalan selebar hampir 50 meter tersebut. Bisa dibayangkan, betapa terkejutnya pengendara menyaksikan ada orang menyeberang tol.
 
Sukses melewati satu lajur, laju lari pria bertubuh kurus itu tertahan di pemisah jalan. Ia kembali mencermati mobil yang melaju.
 
Kali ini, ia beberapa kali melangkah mundur. Gerak tubuhnya menunjukkan keraguan, tapi Rudi lantas memutuskan berlari dibarengi teriakan klakson kendaraan.
 
"Capek kalau harus mutar. Sudah biasa lewat sini. Hati-hati saja nyeberangnya," tutur Rudi dengan napas ngos-ngosan begitu sampai di seberang jalan.
 
"Saya kalau ke rumah adik bawa motor sebelum jembatan roboh. Sekarang, daripada harus mutar dan kena macet, mendingan jalan kaki, nyeberang saja," imbuhnya.
 
Bertaruh Nyawa Setelah Jembatan Penyeberangan Tiada
Foto: MI/Susanto
 
Sama seperti Rudi, Ami, 28, juga memilih menantang maut untuk menjemput anaknya yang duduk di bangku sekolah taman kanak-kanak. Untuk kembali ke rumah, ia berputar melewati jalan umum demi keselamatan sang buah hati.
 
Rudi, Ami, dan warga lainnya, berharap JPO yang roboh segera dibangun kembali. Bagi mereka, keberadaan jembatan itu sangat penting, apalagi banyak pelajar yang harus membelah tol untuk menuju sekolah mereka masing-masing.
 
Kapolres Kota Tangerang Selatan AKB Ayi Supardan mengimbau warga tidak nekat.  Ia mengingatkan, lebih baik jalan memutar meski jaraknya sejauh 3 kilometer ketimbang mengambil jalan pintas, tetapi mempertaruhkan nyawa.
 
Kapolres juga meminta pembangunan JPO dipercepat. Menurut pengelola Tol BSD, setidaknya butuh waktu dua bulan untuk membangun kembali JPO tersebut. Media Indonesia (DA/X-9)
   

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan