Jakarta: La Nina yang terjadi di Samudra Pasifik berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi La Nina akan menabung suplai uap air yang cukup tinggi bagi awan yang berada tepat di atas wilayah Indonesia.
"Musim hujan yang terjadi di Indonesia sejak 2021 sampai saat ini dipengaruhi oleh La Nina," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam tayangan Newsline di Metro TV, Rabu, 5 Januari 2022
BMKG mencatat terdapat 96,8 persen wilayah di Indonesia berada dalam kondisi musim hujan. La Nina, kata Guswanto, memunculkan potensi-potensi awan yang nantinya akan jatuh sebagai hujan. Secara ruang dan waktu, hujan akan menyebar di seluruh Indonesia.
"Di dalam proses pembentukan hujan tadi, itulah yang dapat menyebabkan adanya angin kencang, kilat, dan petir. Hasil akhirnya adalah curah hujan itu sendiri,” kata Guswanto.
Baca: BMKG: Cuaca Dingin Awal 2022 Bukan Aphelion
Cuaca ekstrem yang terjadi, lanjut dia, berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Seperti, banjir bandang, puting beliung, dan longsor.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Ia juga meminta masyarakat lebih mengenali lingkungan yang berpotensi bencana di lingkungan tempat tinggalnya.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan jalur-jalur evakuasi saat bencana dan menyiapkan logistik. "Jadi, apabila terjadi bencana, masyarakat bisa mengatasi sendiri di samping bantuan dari pemerintah," kata dia. (Alifiah Nurul Rahmania)
Jakarta:
La Nina yang terjadi di Samudra Pasifik berpotensi menimbulkan
cuaca ekstrem di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) memprediksi La Nina akan menabung suplai uap air yang cukup tinggi bagi awan yang berada tepat di atas wilayah Indonesia.
"Musim hujan yang terjadi di Indonesia sejak 2021 sampai saat ini dipengaruhi oleh La Nina," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam tayangan Newsline di
Metro TV, Rabu, 5 Januari 2022
BMKG mencatat terdapat 96,8 persen wilayah di Indonesia berada dalam kondisi musim hujan. La Nina, kata Guswanto, memunculkan potensi-potensi awan yang nantinya akan jatuh sebagai hujan. Secara ruang dan waktu, hujan akan menyebar di seluruh Indonesia.
"Di dalam proses pembentukan hujan tadi, itulah yang dapat menyebabkan adanya angin kencang, kilat, dan petir. Hasil akhirnya adalah curah hujan itu sendiri,” kata Guswanto.
Baca:
BMKG: Cuaca Dingin Awal 2022 Bukan Aphelion
Cuaca ekstrem yang terjadi, lanjut dia, berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Seperti, banjir bandang, puting beliung, dan longsor.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Ia juga meminta masyarakat lebih mengenali lingkungan yang berpotensi bencana di lingkungan tempat tinggalnya.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan jalur-jalur evakuasi saat bencana dan menyiapkan logistik. "Jadi, apabila terjadi bencana, masyarakat bisa mengatasi sendiri di samping bantuan dari pemerintah," kata dia.
(Alifiah Nurul Rahmania) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)