Peneliti Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN Prof Bambang Prasetya dan Presiden Direktur Bayer Indonesia & Country Commercials Lead Indonesia and Malaysia Yuchen Li  dalam diskusi The Science Behind di Jakarta (Foto: Medcom/Syahrul Ramadhan)
Peneliti Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN Prof Bambang Prasetya dan Presiden Direktur Bayer Indonesia & Country Commercials Lead Indonesia and Malaysia Yuchen Li dalam diskusi The Science Behind di Jakarta (Foto: Medcom/Syahrul Ramadhan)

BRIN Beberkan Alasan Pentingnya Percepatan Adopsi Bioteknologi: Solusi Ketahanan Pangan Indonesia

Muhammad Syahrul Ramadhan • 20 Juni 2025 14:33
Jakarta: Peneliti Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Prasetya membeberkan sejumlah alasan pentingnya percepatan adopsi bioteknologi di Indonesia.
 
Bambang mengungkapkan pertanian Indonesia saat ini masih tertinggal sekitar 15-20 tahun dibandingkan dengan negara-negara tetangga dalam hal pemanfaatan benih teknologi. Karena itu, penting untuk dilakukan percepatan.
 
Menurutnya bioteknologi mempunyai peran penting dalam menekan potensi kehilangan hasil panen atau gagal panen yang dihadapi petani. Selain itu, bioteknologi juga menjadi solusi terhadap tantangan krusial seperti perubahan iklim, penurunan kualitas lahan, dan serangan hama.

“Dengan pengembangan yang bertanggung jawab dan berbasis kebutuhan lokal, teknologi ini dapat mendorong sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan,” kata Bambang dalam diskusi bertajuk The Science Behind: Food Security di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2025.
 
Ia menambahkan untuk mempercepat adopsi tersebut perlu adanya kolaborasi lintas sektor, mulai dari lembaga riset dan sektor swasta. 
 
“Dengan pengembangan yang bertanggung jawab dan berbasis kebutuhan lokal, teknologi ini dapat mendorong sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Kolaborasi antara lembaga riset dan sektor swasta seperti Bayer berperan penting dalam mempercepat adopsi teknologi yang aman, terbukti, dan bermanfaat langsung bagi petani di lapangan.” jelasnya. 
 
“Diharapkan dengan mulai digunakannya benih jagung bioteknologi, ketahanan pangan nasional dapat terwujud.”
 
Baca juga: Luncurkan Bicaraperempuan.com, Gaungkan Pentingnya Kesehatan Reproduksi

Presiden Direktur Bayer Indonesia & Country Commercials Lead Indonesia and Malaysia, Yuchen Li yang turut hadir dalam diskusi tersebut mengungkap tantangan multidimensi yang dunia hadapi saat ini menuntut sektor pertanian untuk bertransformasi. Artinya kini cara-cara tradisional tidak lagi mencukupi.
 
Karena itu diperlukan terobosan berbasis ilmu pengetahuan, salah satunya melalui pemanfaatan bioteknologi di bidang pertanian. Ini sebagaimana yang Bayer sudah lakukan, yakni  mendorong inovasi berbasis sains untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong ketahanan pangan nasional.
 
"Dibandingkan dengan benih jagung konvensional, DK95R toleran terhadap herbisida. Herbisida dapat digunakan secara selektif dalam benih jagung DK95R tanpa merusak tanaman jagung. Keunggulan seperti ini menunjukkan potensi besar bioteknologi dalam mendukung praktik pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan," kata Yuchen Li.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan