medcom.id, Jakarta: Polri mengirim tim untuk membantu mengidentifikasi jenazah korban pesawat Trigana Air yang jatuh di Papua. Tim sudah di lokasi.
Menurut Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi, pihaknya mengirimkan tiga dokter spesialis. "Spesialis forensik, spesialis gigi, dan ahli DNA. Nanti kita akan perkuat lagi," kata Arthur ketika dihubungi, Selasa (18/8/2015).
Menurut Arthur, semua jenazah akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura. Jenazah rencananya dievakuasi menggunakan helikopter dari lokasi kejadian ke rumah sakit. "Kita laksanakan pemeriksaan post-mortem-nya di RS Bhayangkara," tambah Arthur.
Polri telah mengumpulkan data-data sebelum kematian (ante-mortem), beberapa di antaranya properti yang digunakan, tanda-tanda medis, rekam gigi, dan foto dari keluarga korban.
"Apakah ada tato dan bekas operasi kita minta semua. Begitu jenazah ketemu, kita periksa data post-mortem. Nanti kita cocokkan dengan data ante-mortem. Itu proses rekonsiliasi, nanti kita lakukan pemeriksaan DNA, rekam gigi, semua sudah berjalan," terangnya.
Arthur mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima satu pun jenazah. Fokus tim hanya pada pengumpulan ante-mortem melalui pembukaan posko. Sampai tadi pagi, tercatat sudah 45 anggota keluarga yang menyampaikan data ante-mortem.
"Kita juga ada yang berangkat ke Oksibil, tempat jatuhnya pesawat, lima orang. Dokter dan perawat kita ke sana," tambahnya.
Sementara lokasi jatuhnya pesawat diakui Arthur merupakan wilayah pegunungan dan sulit dijangkau.
medcom.id, Jakarta: Polri mengirim tim untuk membantu mengidentifikasi jenazah korban pesawat Trigana Air yang jatuh di Papua. Tim sudah di lokasi.
Menurut Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi, pihaknya mengirimkan tiga dokter spesialis. "Spesialis forensik, spesialis gigi, dan ahli DNA. Nanti kita akan perkuat lagi," kata Arthur ketika dihubungi, Selasa (18/8/2015).
Menurut Arthur, semua jenazah akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura. Jenazah rencananya dievakuasi menggunakan helikopter dari lokasi kejadian ke rumah sakit.
"Kita laksanakan pemeriksaan
post-mortem-nya di RS Bhayangkara," tambah Arthur.
Polri telah mengumpulkan data-data sebelum kematian (ante-mortem), beberapa di antaranya properti yang digunakan, tanda-tanda medis, rekam gigi, dan foto dari keluarga korban.
"Apakah ada tato dan bekas operasi kita minta semua. Begitu jenazah ketemu, kita periksa data
post-mortem. Nanti kita cocokkan dengan data
ante-mortem. Itu proses rekonsiliasi, nanti kita lakukan pemeriksaan DNA, rekam gigi, semua sudah berjalan," terangnya.
Arthur mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima satu pun jenazah. Fokus tim hanya pada pengumpulan
ante-mortem melalui pembukaan posko. Sampai tadi pagi, tercatat sudah 45 anggota keluarga yang menyampaikan data
ante-mortem.
"Kita juga ada yang berangkat ke Oksibil, tempat jatuhnya pesawat, lima orang. Dokter dan perawat kita ke sana," tambahnya.
Sementara lokasi jatuhnya pesawat diakui Arthur merupakan wilayah pegunungan dan sulit dijangkau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)