medcom.id, Jakarta: Penyidik Polri sudah menyelidiki dugaan Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno bergabung dengan ISIS. Hasilnya, Polri memastikan keduanya bukanlah anggota kelompok radikal tersebut.
"Hasil penyelidikan kami, ada dua sisi penyelidikan. Dari jaringan ISIS yang ada di Indonesia, sampai saat ini belum ada kaitannya mereka itu anggota ISIS. Tapi kalau simpatisan atau mendukung ISIS, itu iya. Tapi bukan pengikut ISIS yang berbaiat," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2015).
Namun demikian, penyelidikan belum selesai karena ada informasi yang menyebut kedua pria yang bekerja sebagai pilot tersebut sempat mengunjungi Suriah. "Bahkan ada informasi pernah ke Suriah, ini pasti kita selidiki apakah sampai ke sana," tambahnya.
Kapolri memastikan saat ini keduanya berada di Indonesia. "Terakhir kami cek lagi dua-duanya di Indonesia. Yang satu di Bogor, yang satu kalau tidak salah di Bogor juga, tapi ada rumah di Bandung," kata Badrodin.
Dokumen Kepolisian Federal Australia menyebutkan, "Identifikasi Daftar Pilot Indonesia yang Berpandangan Ekstrim" patut dicurigai sebagai ancaman serius.
Dokumen itu disusun Kepolisian Federal Australia (AFP) pada Maret 2015 dan menyatakan kedua pilot Indonesia itu diduga mendukung ISIS.
Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan kedua pria itu memang tengah diawasi gerak geriknya oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Satgas Densus 88, pasukan elit antiteroris yang dibentuk pascatragedi bom Bali pada 2002.
Menurut Tedjo tim mereka telah mengawasi kedua pilot tersebut selama enam bulan terakhir.
Laporan AFP yang disusun Maret 2015 itu bocor kemudian dimuat di website Amerika Serikat, The Intercept. Website itu menyatakan laporan AFP ini telah dibagi di kalangan penegak hukum di Turki, Yordania, Inggris, dan AS.
Sementara, Tommy Hendratno mengaku sudah lama tak berkomunikasi dengan Ridwan Agustin, temannya sesama pilot yang juga diduga gabung ISIS. Terakhir Ia mengontak Ridwan dua tahun lalu.
"Terakhir kontak dua tahun lalu. Waktu saya cek di facebook ternyata masih berteman," kata Tommy kepada Metrotvnews.com.
Tommy mengaku selalu bertukar pikiran mengenai Islam dengan siapapun, termasuk dengan Ridwan. Namun, mengenai dugaan keterlibatan Ridwan dengan ISIS, Tommy tak tahu menahu.
"Ya sering (bertukar pikiran), tapi kan itu dengan siapapun. Sepertinya saya jadi juru bicara Ridwan. Saya tidak tahu dia di mana," jelasnya.
medcom.id, Jakarta: Penyidik Polri sudah menyelidiki dugaan Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno bergabung dengan ISIS. Hasilnya, Polri memastikan keduanya bukanlah anggota kelompok radikal tersebut.
"Hasil penyelidikan kami, ada dua sisi penyelidikan. Dari jaringan ISIS yang ada di Indonesia, sampai saat ini belum ada kaitannya mereka itu anggota ISIS. Tapi kalau simpatisan atau mendukung ISIS, itu iya. Tapi bukan pengikut ISIS yang berbaiat," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2015).
Namun demikian, penyelidikan belum selesai karena ada informasi yang menyebut kedua pria yang bekerja sebagai pilot tersebut sempat mengunjungi Suriah. "Bahkan ada informasi pernah ke Suriah, ini pasti kita selidiki apakah sampai ke sana," tambahnya.
Kapolri memastikan saat ini keduanya berada di Indonesia.
"Terakhir kami cek lagi dua-duanya di Indonesia. Yang satu di Bogor, yang satu kalau tidak salah di Bogor juga, tapi ada rumah di Bandung," kata Badrodin.
Dokumen Kepolisian Federal Australia menyebutkan, "Identifikasi Daftar Pilot Indonesia yang Berpandangan Ekstrim" patut dicurigai sebagai ancaman serius.
Dokumen itu disusun Kepolisian Federal Australia (AFP) pada Maret 2015 dan menyatakan kedua pilot Indonesia itu diduga mendukung ISIS.
Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan kedua pria itu memang tengah diawasi gerak geriknya oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Satgas Densus 88, pasukan elit antiteroris yang dibentuk pascatragedi bom Bali pada 2002.
Menurut Tedjo tim mereka telah mengawasi kedua pilot tersebut selama enam bulan terakhir.
Laporan AFP yang disusun Maret 2015 itu bocor kemudian dimuat di website Amerika Serikat, The Intercept. Website itu menyatakan laporan AFP ini telah dibagi di kalangan penegak hukum di Turki, Yordania, Inggris, dan AS.
Sementara, Tommy Hendratno mengaku sudah lama tak berkomunikasi dengan Ridwan Agustin, temannya sesama pilot yang juga diduga gabung ISIS. Terakhir Ia mengontak Ridwan dua tahun lalu.
"Terakhir kontak dua tahun lalu. Waktu saya cek di facebook ternyata masih berteman," kata Tommy kepada
Metrotvnews.com.
Tommy mengaku selalu bertukar pikiran mengenai Islam dengan siapapun, termasuk dengan Ridwan. Namun, mengenai dugaan keterlibatan Ridwan dengan ISIS, Tommy tak tahu menahu.
"Ya sering (bertukar pikiran), tapi kan itu dengan siapapun. Sepertinya saya jadi juru bicara Ridwan. Saya tidak tahu dia di mana," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)