Kapolda NTT Brigjen Endang Sunjaya. (Foto:MI/Palce Amalo)
Kapolda NTT Brigjen Endang Sunjaya. (Foto:MI/Palce Amalo)

Kapolda NTT Berlayar 33 Jam Demi Mencari DNA Korban AirAsia

Yogi Bayu Aji • 15 Januari 2015 17:11
medcom.id, Surabaya: Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Brigjen Pol Endang Sunjaya mengemban tugas penting dalam proses identifikasi korban kecelakaan AirAsia QZ8501. Ia diminta mengambil sampel DNA dari keluarga korban yang letaknya 33 jam pelayaran dari Kupang, NTT.
 
Endang bercerita, permintaan itu diajukan langsung oleh Kapolda Jatim Irjen Anas Yusuf. Anas memohon bantuan agar Polda NTT bisa mengambil sampel keluarga dari korban Viona Florencia Abraham dan Indah Dany Abraham.
 
Hal ini bukan perkara mudah. Pasalnya, keluarga Viona tinggal di Pulau Letti, Maluku. Lokasi itu pun bukan wilayah hukum kewenangan Endang. Tapi, Polda NTT lah yang paling bisa menjangkau pulau di barat daya Maluku itu.

"Ini langkah-langkah kemanusiaan. Saya aware. Saya katakan, siap sanggup," kata Endang di Crisis Center AirAsia, Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Kamis (15/1/2015).
 
Akhirnya, pada Minggu 10 Januari lalu, ia berlayar ke Pulau Letti dari Kupang. Bersama tim DVI NTT, Endang menumpangi Kapal Polair B3. "Estimasi perjalanan 33 jam dengan kecepatan 10 knot per jam. Dari Kupang kita bergerak jam 10 pagi,"  tuturnya.
 
Namun dua jam berlayar, kapal mereka diterjang ombak setinggi lima meter. Arah kapal pun sampai bergeser sampai puluhan derajat. Beberapa petugas di kapal itu sempat kesulitan mengatasi gelombang laut yang tinggi.
 
"Saya bawa Kabiddokkes NTT yang tadinya ada darahnya, sampai pucat. Barang-barang kapal juga pecah. Ini dikhawatirkan bisa kecelakaan. Kemudian akhirnya kembali," bebernya.
 
Endang pun tak patah arah. Ia berjanji akan tetap menyelesaikan tugas ini. Pihaknya berencana menggunakan jalur udara untuk sampai ke Pulau Letti. Semula, Endang berencana meminjam helikopter dari Danrem di wilayah NTT, namun batal. Ia juga sempat ingin menyewa pesawat Susi Air, namun akhirnya batal karena mengingat kondisi di lokasi yang tidak dilewati penerbangan apapun.
 
"Pulau Letti terpencil enggak ada penerbangan. Kapal juga cuma tiga bulan sekali," kata dia.
 
Singkat cerita, Endang kembali berlayar dan sukses berlabuh di Pulau Letti. Polda NTT pun berhasil membawa sampel DNA berupa air liur, rambut, darah kering dan darah basah dari orang tua korban yang bernama Johanes Abraham. Dua anak Johanes diketahui menjadi korban kecelakaan AirAsia QZ8501.
 
"Alhamdulillah saya ada di sini bawa sampel bukti primer DNA dari orang tua korban," pungkas pria berbadan kekar itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan