Kedatangan Jokowi di NTT menyebabkan masyarakat berkerumun. (foto: ist)
Kedatangan Jokowi di NTT menyebabkan masyarakat berkerumun. (foto: ist)

Kerumunan Jokowi Jenisnya Euforia, Beda dengan Kerumunan Rizieq Shihab

Adri Prima • 24 Februari 2021 14:26
Jakarta: Kunjungan Presiden Jokowi Widodo ke Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa tanggal 23 Februari 2021 kemarin menyebabkan kerumunan masa yang membludak tepatnya di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT. 
 
Terlihat banyak warga yang melanggar protokol kesehatan (prokes) saat menyambut Jokowi. Bahkan sebagian besar warga juga terpantau tidak mengenakan masker. 
 
Hal ini membuat banyak pihak yang membandingkan kerumunan Jokowi ini dengan kerumunan yang disebabkan Habib Rizieq. Seperti yang kita tahu, gara-gara membuat kerumunan Habib Rizieq Shihab kini harus mendekam di tahanan. 

Mantan politisi Demokrat yang saat ini lebih aktif menjadi pegiat medsos, Ferdinand Hutahaean menilai kasus kerumunan Jokowi jauh berbeda dengan Rizieq Shihab. 
 
“Kerumunan di NTT itu bukan kerumunan yang direncanakan. Tapi faktanya adalah Jokowi datang menuju lokasi peresmian, dan warga berdiri menyambut. Jokowi kemudian menyapa warganya, karena tak mungkin Jokowi berlalu tak bertegur dengan warga karena prokes. Ayolah gunakan nalar sehat mencerna peristiwa,” kata Ferdinand Hutahaean dikutip akun twitternya, Rabu 24 Februari 2021. 
 
Lebih lanjut, Ferdinand menegaskan kalau kerumunan Jokowi di NTT kemarin adalah euforia dan spontanitas warga. “Euforia dan histeria spontan itu tak mungkin dilarang dan tak mungkin warga dikunci di rumah agar tak berkerumun menyambut presiden yang mereka cintai,” lanjut Ferdinand Hutahean. 
 
Selain itu, perbedaan lainya menurut Ferdinand adalah Jokowi sama sekali tidak mengajak atau mengundang warga untuk hadir berkerumun. 
 
“Kerumunan kunjungan pak @jokowi di NTT sangat berbeda dengan kerumunan acara pernikahan putri Rizieq Sihab. Jokowi tak mengundang, tak menyiapkan tenda untuk kerumunan, dan Jokowi selalu tampak menunjuk maskernya agar warga juga pakai masker. Spontanitas euforia dan histeria yang tak direncanakan,” tegasnya. 
 
Ungkapan Ferdinand juga dibanjiri beragam komentar warganet. 
 
"Setuju bang,,itu semua spontanitas/reflek dari masyarakat ntt itu sendiri,," ujar netter.
 
"Protokol kesehatan di buat agar tidak menular nya covid -19 , sengaja maupun tidak sengaja adanya kerumunan covid-19 tidak memandang itu. Bagaimana menurut bapak 
@FerdinandHaean3 yg terhormat ? Apakah covid nya pilih kasih untuk di tularin atau......? Au ah kabut,"
tulis warganet. 
 
"Apa bedanya dgn habeb rizik bang antusias karna rindu bang." timpal seorang netizen. 
 
"Tariiiiiik mang ....... Sakarepmu lah," tegas warganet lainnya. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan