Hermawan Sulistyo (kiri). Foto: MI/Arya Manggala
Hermawan Sulistyo (kiri). Foto: MI/Arya Manggala

Setelah Polisi, Militer Bisa Jadi Sasaran Teror

Whisnu Mardiansyah • 22 Januari 2016 14:35
medcom.id, Jakarta: Kelompok teror menggeser sasarannya. Bukan hanya polisi, kini militer pun diprediksi mulai dijadikan target. 
 
Peneliti pertahanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo menuturkan asumsi tersebut mengacu pada peristiwa serangan teror di Jalan Thamrin, Jakarta, 14 Januari.
 
Menurutnya, pergeseran target teror terjadi sejak beberapa tahun belakangan. Awalnya, kelompok teroris menyerang menggunakan bom di halaman terbuka. Misalnya bom Natal dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 2000. 

Setelahnya, serangan digeser ke titik-titik yang jadi konsentrasi massa. Misalnya serangan bom Bali 1 dan 2. Target diubah ke polisi. Misalnya serangan bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon pada 2011 dan serangan Thamrin pertengahan bulan ini.
 
Dan selanjutnya, kelompok teroris diprediksi menyasar militer. Seperti yang terjadi di Pakistan, dan di negara-negara Afrika.
 
"Kalau melihat kecenderungan aksi teror, kita patut waspadai militer menjadi sasaran berikutnya, mereka representasi negara" terang Hermawan eminar & Special Presentation P2P LIPI, Bom Thamrin & Database Bom, Graha Widya LIPI, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Jumat (22/1/16).
 
Yang pasti, kata dia, saat ini serangan masih menarget polisi. Itu tampak dari serangan teror terakhir di Thamrin. Dua tersangka teror yang turun ke jalan, yang belakangan diketahui bernama Afif alias Sunakim dan Muhammad Ali, tak berupaya menembak massa. Tapi, keduanya mengejar aparat yang berada di sana saat itu. 
 
"Serangan di Thamrin itu menyasar polisi, warga yang tertembak teroris di Thamrin itu sasarannya polisi namun terhalang," kata Hermawan.  

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan