Rumah Sakit Mintohardjo. (Foto: Google Maps)
Rumah Sakit Mintohardjo. (Foto: Google Maps)

Keluarga Korban Ledakan Tuntut RSAL Mintohardjo

Akmal Fauzi • 15 Maret 2016 17:14
medcom.id, Jakarta: Keluarga korban ledakan mesin Chamber di RSAL Mintohardjo akan menuntut rumah sakit itu. Pihak rumah sakit dianggap lalai hingga empat orang menjadi korban dan meninggal.
 
Musibah menewaskan Edi Suwardi Suryaningrat, 67, dan anaknya Dimas Qadar Radityo, 28. Suasana duka mengiringi pemakaman keduanya. Mereka dikebumikan berdampingan di TPU Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
 
Susi Mukhtar tak berhenti menitikkan air mata ketika jenazah suami dan anaknya tiba di area pemakaman, sekitar pukul 13.10 WIB. Dia berulang kali harus ditenangkan oleh kerabat. Ibu dua anak itu tak kuasa kehilangan dua anggota keluarga sekaligus.
 
"Pa...mama pa. Mama pa...," kata Susi terisak di lokasi pemakaman, Selasa (15/3/2016).
 
Keluarga korban menyesalkan insiden itu. Saat ini keluarga masih mendalami adanya unsur kelalaian pihak RS Mintohardjo dan berencana menuntut.
 
"Keluarga akan menuntut rumah sakit karena kami anggap ada unsur kelalaian dari rumah sakit," ujar Emi Mukhtar, kakak ipar Dimas.
 
Dia mengungkapkan, keluarga kesal karena pihak RSAL Mintohardjo tidak cepat tanggap memadamkan saat terjadi percikan api yang diakibatkan korsleting listrik. "Tidak ada penanganan yang cepat dari suster yang melihat percikan api. Suster-suster hanya berlarian setelah melihat percikan api," ujarnya.
 
Emi menjelaskan, korban mengalami luka bakar level IV atau tingkat terparah. "Bentuk tubuhnya tidak keliatan. Alat tidak bisa dibuka saat terbakar. Padahal alat terapi Oksigen Hiperbarik yang dimiliki rumah sakit katanya alat paling bagus," kata Emi.
 
Emi menambahkan, Edi telah melakukan terapi hiperbarik sebanyak 24 kali di rumah sakit milik TNI AL tersebut. Sementara, anaknya Dimas Qadar Radityo dan besannya yang juga Mantan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol (purn) Abubakar Nataprawira baru pertama kali.
 
"Kalau Pak Edi setahu saya sudah 24 kali terapi. Dia mengajak besan dan anaknya untuk ikut dan baru pertama kali itu mereka ke sana," ujarnya.
 
Menurutnya, banyak menteri dan pejabat tinggi yang melakukan terapi tersebut di RSAL Mintohardjo yang seharusnya mempunyai tingkat keamanan dan fasilitas yang baik. Belum lagi, biaya untuk sekali terapi termasuk tinggi. Sehingga pihak rumah sakit seharusnya mempunyai prosedur yang bagus dalam penanganan kondisi darurat.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan