medcom.id, Jakarta: Jihan, mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta, korban ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, terbilang muda. Umurnya baru 19 tahun. Namun, ketegaran dia melebihi usianya.
"Saya tidak trauma," ujar Jihan saat ditanya soal kejadian yang menimpanya dua hari lalu, saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Jumat 24 Mei 2017.
Raut wajah dan nada bicara Jihan juga tenang. Tak nampak kalau dia sempat berada di dekat maut sebagai korban terorisme. Jihan mendapatkan jahitan di punggung karena ledakan bom. "Badan terasa panas karena ada (serpihan) menancap," ujarnya.
Telinga Jihan saat ini masih berdenging. Matanya sempat gelap tak lama setelah bom pertama meledak. Hingga kini Jihan masih merasakan gangguan di telinganya. Tim dokter berencana memeriksa kondisi telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Jihan Senin depan.
"Ikhlas," begitu katanya. Dia tak lagi terlalu memikirkan kejadian yang menimpanya. Namun, mahasiswi Univesitas Azzahra jurusan Manajemen ini berpesan, jangan sampai ada lagi kejadian serupa yang mengatasnamakan agama.
"Jangan asal pilih guru," katanya bijak.
Dua ledakan terjadi di areal Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam 24 Mei. Sebanyak 16 orang menjadi korban, lima di antaranya tewas. Tiga korban tewas merupakan anggota Polri dan dua lainnya warga sipil yang diduga pelaku.
Polisi memastikan pelaku meledakkan bom panci rakitan. Bom panci diisi dengan paku dan gotri. Pelaku diduga terafiliasi dengan kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD) yang sudah berbaiat terhadap kelompok teror ISIS.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/8ko0gnlK" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Jihan, mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta, korban ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, terbilang muda. Umurnya baru 19 tahun. Namun, ketegaran dia melebihi usianya.
"Saya tidak trauma," ujar Jihan saat ditanya soal kejadian yang menimpanya dua hari lalu, saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Jumat 24 Mei 2017.
Raut wajah dan nada bicara Jihan juga tenang. Tak nampak kalau dia sempat berada di dekat maut sebagai korban terorisme. Jihan mendapatkan jahitan di punggung karena ledakan bom. "Badan terasa panas karena ada (serpihan) menancap," ujarnya.
Telinga Jihan saat ini masih berdenging. Matanya sempat gelap tak lama setelah bom pertama meledak. Hingga kini Jihan masih merasakan gangguan di telinganya. Tim dokter berencana memeriksa kondisi telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Jihan Senin depan.
"Ikhlas," begitu katanya. Dia tak lagi terlalu memikirkan kejadian yang menimpanya. Namun, mahasiswi Univesitas Azzahra jurusan Manajemen ini berpesan, jangan sampai ada lagi kejadian serupa yang mengatasnamakan agama.
"Jangan asal pilih guru," katanya bijak.
Dua ledakan terjadi di areal Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam 24 Mei. Sebanyak 16 orang menjadi korban, lima di antaranya tewas. Tiga korban tewas merupakan anggota Polri dan dua lainnya warga sipil yang diduga pelaku.
Polisi memastikan pelaku meledakkan bom panci rakitan. Bom panci diisi dengan paku dan gotri. Pelaku diduga terafiliasi dengan kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD) yang sudah berbaiat terhadap kelompok teror ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)