Jimly Asshiddiqie saat memberi khotbah Salat Idulfitri di Masjid Nursiah Daud Paloh - MTVN/M Sholahadhin Azhar,
Jimly Asshiddiqie saat memberi khotbah Salat Idulfitri di Masjid Nursiah Daud Paloh - MTVN/M Sholahadhin Azhar,

Salat Idulfitri di Masjid Nursiah Daud Paloh

Jimly Asshiddiqie: Cintai Pimpin Negara dengan Ikhlas

M Sholahadhin Azhar • 25 Juni 2017 11:46
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta jajarannya adalah orang-orang yang diberi mandat Allah menjadi pemimpin Indonesia. Masyarakat harus mendukung itu karena termasuk dari tiga hal yang diridhoi Allah, selain beribadah dan mensyukuri nikmat serta persatuan bangsa.
 
"Ikhlaskanlah kecintaan kalian pada orang yang diberi kekuasaan oleh Allah," kata Jimly Asshiddiqie saat memberi khotbah Salat Idulfitri di Masjid Nursiah Daud Paloh, Jakarta Barat, Minggu 25 Juni 2017.
 
Mengikhlaskan kepemimpinan berarti memberi dukungan penuh, baik kritik dan saran. Hal ini menurut Jimly adalah cara masyarakat agar bisa bersatu padu.

baca juga: Semangat Idulfitri untuk Tingkatkan Kerukunan Nasional
 
Sebaliknya, Allah tidak akan meridhoi tiga golongan, yakni masyarakat yang sibuk bergunjing di medsos dan menyebarkan kebencian di sana. Selanjutnya adalah mereka yang terlalu banyak meminta dan menuntut, tapi tidak memberikan sumbangsih bagi negaranya.
 
"Ketiga adalah orang yang menyia-nyiakan harta, tidak untuk dakwah ataupun kepentingan sosial mensejahterakan masyarakat," kata Jimly.
 
baca juga: Media Group Gelar Salat Id di Masjid Nursiah Daud Paloh
 
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini mengingatkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW menegaskan harus ada ketaatan kepada ulil amri (pemimpin), selain ketaatan pada Allah dan Rasulnya. Jimly menafsirkan bahwa Ulil Amri ini adalah pemimpin di antara masyarakat.
 
Maka dengan sistem demokrasi modern ini, yang menjadi Ulil Amri adalah pemimpin yang membuat keputusan dan dijadikan referensi. Berdasarkan pada konstitusi atau kesepakatan negara bangsa seperti Indonesia.
 
"Maka negara zaman sekarang ini adalah hasil dari kesepakatan ulil amri kita," pungkas dia. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan