medcom.id, Jakarta: Identitas kartu tanda penduduk (KTP) pelaku penusukan dua anggota Brimob telah diteliti. Hasilnya menunjukan, foto dalam KTP tersebut tidak identik dengan pelaku.
"Foto kelihatannya tidak identik dan alamat tidak sama," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto dalam acara Prime Time News Metro Tv, Sabtu 1 Juli 2017.
Setyo mengatakan, pihaknya kini tengah menelusuri dugaan terjadi pemalsuan dalam kepemilikan identitas milik pria bernama Mulyadi, kelahiran 24 April 1988 itu. Alamat KTP yang tertulis di Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat akan terus didalami kshusunya terkait pengakuan pihak kakak ipar dan kakak kandung pelaku.
"Ditemukan di TKP ada KTP tapi dalam bentuk yang lama, bukan KTP elektronikk," ujarnya.
Setyo beranggapan, KTP jenis lama tersebut rentan untuk disalahgunakan dalam aksi pemalsuan identitas. KTP tersebut mudah untuk dibuat.
"KTP lama masih kertas dilaminating, cenderung masih bisa dibuat (dipalsukan)," kata Setyo.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memperkirakan pelaku belum pernah membuat kartu tanda penduduk elektronik atau KTP-el. Rekam data sidik jari pelaku yang tewas ditembak itu pun tak ditemukan dalam catatan.
"Kami tak dapat data dari polisi tidak ada. Berarti dia belum pernah membuat KTP-el karena (data) sidik jarinya tak ada," kata Mendagri usai menjenguk kedua brimob korban penusukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu 1 Juli 2017.
medcom.id, Jakarta: Identitas kartu tanda penduduk (KTP) pelaku penusukan dua anggota Brimob telah diteliti. Hasilnya menunjukan, foto dalam KTP tersebut tidak identik dengan pelaku.
"Foto kelihatannya tidak identik dan alamat tidak sama," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto dalam acara Prime Time News Metro Tv, Sabtu 1 Juli 2017.
Setyo mengatakan, pihaknya kini tengah menelusuri dugaan terjadi pemalsuan dalam kepemilikan identitas milik pria bernama Mulyadi, kelahiran 24 April 1988 itu. Alamat KTP yang tertulis di Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat akan terus didalami kshusunya terkait pengakuan pihak kakak ipar dan kakak kandung pelaku.
"Ditemukan di TKP ada KTP tapi dalam bentuk yang lama, bukan KTP elektronikk," ujarnya.
Setyo beranggapan, KTP jenis lama tersebut rentan untuk disalahgunakan dalam aksi pemalsuan identitas. KTP tersebut mudah untuk dibuat.
"KTP lama masih kertas dilaminating, cenderung masih bisa dibuat (dipalsukan)," kata Setyo.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memperkirakan pelaku belum pernah membuat kartu tanda penduduk elektronik atau KTP-el. Rekam data sidik jari pelaku yang tewas ditembak itu pun tak ditemukan dalam catatan.
"Kami tak dapat data dari polisi tidak ada. Berarti dia belum pernah membuat KTP-el karena (data) sidik jarinya tak ada," kata Mendagri usai menjenguk kedua brimob korban penusukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu 1 Juli 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)