Jakarta: Jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci telah melampaui jumlah saat penyelenggaraan ibadah haji 2017. Bahkan, jumlahnya tertinggi sejak 1998 atau 25 tahun terakhir.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), pukul 13.30 waktu Arab Saudi (WAS), Senin, 17 Juli 2023, jumlah jemaah yang wafat mencapai 661 orang. Angka ini melebihi jumlah kumulatif kematian jemaah sepanjang operasional ibadah haji pada 2017 sebanyak 658 orang.
Bila ditarik lebih jauh ke belakang, angka kematian jemaah haji 2023 hanya lebih sedikit daripada penyelenggaraan ibadah haji pada 1998 sebanyak 765 orang.
Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menjelaskan angka kematian jemaah haji cukup tinggi karena prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Di tahun-tahun sebelumnya, kematian jemaah menderas selepas Armina.
"Ini juga sedang kita Identifikasi kira-kira apa tinggi kemudian apa langkah-langkah dan upaya yang bisa dilakukan, khususnya mungkin dari tenaga kesehatan kita untuk meminimalisasi angka kematian jemaah haji," papar Arsad, di Kantor Daerah Kerja Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dilansir Senin, 17 Juli 2023.
Sebelumnya, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyatakan berupaya menekan angka kesakitan dan kematian sepanjang sisa penyelenggaraan haji tahun ini. KKHI Madinah kembali menggelar Medical Check Up (MCU) terhadap jemaah haji risiko tinggi (risti) gelombang 2 yang telah tiba di Kota Madinah. MCU dilaksanakan secara bertahap mulai Selasa, 11 Juli 2023.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dokter Thafsin Alfarizi, mengatakan MCU merupakan salah satu strategi bidang kesehatan Madinah menekan angka kesakitan dan kematian jemaah haji.
Selain itu, MCU dilakukan sebagai skrining tanazul yang akan dilaksanakan KKHI Madinah. Tanazul merupakan upaya pemulangan jemaah haji lebih awal atau lebih lambat daripada kelompok terbang (kloter) asalnya. Jemaah haji yang ditanazulkan digabubgkan dengan kloter lain dengan memanfaatkan kursi kosong penerbangan.
“Selain untuk menekan angka kesakitan dan kematian jemaah haji di Madinah, MCU ini kami jalankan untuk seleksi jemaah haji yang membutuhkan program tanazul melalui Bandara Madinah," ucap dokter Alfarizi.
Menurut dokter Alfarizi, Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) sebelumnya telah menyeleksi jemaah haji risti yang akan menjalani MCU. Seleksi sudah dilakukan setiap hari oleh TKHK melalui pemeriksaan rutin di kloter.
Jakarta:
Jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci telah melampaui jumlah saat penyelenggaraan
ibadah haji 2017. Bahkan, jumlahnya tertinggi sejak 1998 atau 25 tahun terakhir.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), pukul 13.30 waktu Arab Saudi (WAS), Senin, 17 Juli 2023, jumlah jemaah yang wafat mencapai 661 orang. Angka ini melebihi jumlah kumulatif
kematian jemaah sepanjang operasional ibadah haji pada 2017 sebanyak 658 orang.
Bila ditarik lebih jauh ke belakang, angka kematian jemaah haji 2023 hanya lebih sedikit daripada penyelenggaraan ibadah haji pada 1998 sebanyak 765 orang.
Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menjelaskan angka kematian jemaah haji cukup tinggi karena prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Di tahun-tahun sebelumnya, kematian jemaah menderas selepas Armina.
"Ini juga sedang kita Identifikasi kira-kira apa tinggi kemudian apa langkah-langkah dan upaya yang bisa dilakukan, khususnya mungkin dari tenaga kesehatan kita untuk meminimalisasi angka kematian jemaah haji," papar Arsad, di Kantor Daerah Kerja Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dilansir Senin, 17 Juli 2023.
Sebelumnya, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyatakan berupaya menekan angka kesakitan dan kematian sepanjang sisa penyelenggaraan haji tahun ini. KKHI Madinah kembali menggelar Medical Check Up (MCU) terhadap jemaah haji risiko tinggi (risti) gelombang 2 yang telah tiba di Kota Madinah. MCU dilaksanakan secara bertahap mulai Selasa, 11 Juli 2023.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dokter Thafsin Alfarizi, mengatakan MCU merupakan salah satu strategi bidang kesehatan Madinah menekan angka kesakitan dan kematian jemaah haji.
Selain itu, MCU dilakukan sebagai skrining tanazul yang akan dilaksanakan KKHI Madinah. Tanazul merupakan upaya pemulangan jemaah haji lebih awal atau lebih lambat daripada kelompok terbang (kloter) asalnya. Jemaah haji yang ditanazulkan digabubgkan dengan kloter lain dengan memanfaatkan kursi kosong penerbangan.
“Selain untuk menekan angka kesakitan dan kematian jemaah haji di Madinah, MCU ini kami jalankan untuk seleksi jemaah haji yang membutuhkan program tanazul melalui Bandara Madinah," ucap dokter Alfarizi.
Menurut dokter Alfarizi, Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) sebelumnya telah menyeleksi jemaah haji risti yang akan menjalani MCU. Seleksi sudah dilakukan setiap hari oleh TKHK melalui pemeriksaan rutin di kloter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)