Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Tim Forensik RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah mengeluarkan hasil autopsi Trio Fauqi. Warga Jakarta Timur ini dinyatakan meninggal dunia pada 6 Mei lalu, sehari setelah disuntikkan vaksin Astrazeneca.
Tim Forensik RSCM menyebutkan tidak ada kesimpulan yang dapat menjelaskan penyebab kematian Fauqi sebenarnya. Mereka menegaskan, dalam hasil autopsi, tidak ditemukan adanya gejala komorbid, serangan jantung, atau gagal paru.
"Sampai di sana keterbatasan kita dan tidak semuanya bisa kita ketahui. Kita sudah berupaya sebaik mungkin," kata Ketua Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Hindra Irawan Satari, dalam tayangan Metro Hari Ini Metro TV, Rabu, 28 Juli 2021.
Hindra menegaskan autopsi dilakukan secara profesional dengan kaidah forensik. Ia menambahkan tidak ditemukan gejala atau penyebab yang berkaitan dengan imunisasi vaksin.
"Secara medis ada penyakit, tapi kelainan ini tidak disertai dengan kemungkinan yang dapat menyebabkan kematian," kata Hindra.
Hindra menyatakan, autopsi ini dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, histopatologi, dan dikonsultasikan kepada para ahli terkait. Tim forensik hanya menemukan bintik-bintik hitam yang disebut tidak menyebabkan kematian.
"Kita bukan mencari-cari atau mengada-ngada, tapi memang tidak dapat ditentukan secara medis," kata Hindra. (Nadia Ayu)
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Tim Forensik RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah mengeluarkan hasil autopsi Trio Fauqi. Warga Jakarta Timur ini dinyatakan meninggal dunia pada 6 Mei lalu, sehari setelah disuntikkan vaksin Astrazeneca.
Tim Forensik RSCM menyebutkan tidak ada kesimpulan yang dapat menjelaskan penyebab kematian Fauqi sebenarnya. Mereka menegaskan, dalam hasil autopsi, tidak ditemukan adanya gejala komorbid, serangan jantung, atau gagal paru.
"Sampai di sana keterbatasan kita dan tidak semuanya bisa kita ketahui. Kita sudah berupaya sebaik mungkin," kata Ketua Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Hindra Irawan Satari, dalam tayangan Metro Hari Ini Metro TV, Rabu, 28 Juli 2021.
Hindra menegaskan autopsi dilakukan secara profesional dengan kaidah forensik. Ia menambahkan tidak ditemukan gejala atau penyebab yang berkaitan dengan imunisasi vaksin.
"Secara medis ada penyakit, tapi kelainan ini tidak disertai dengan kemungkinan yang dapat menyebabkan kematian," kata Hindra.
Hindra menyatakan, autopsi ini dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, histopatologi, dan dikonsultasikan kepada para ahli terkait. Tim forensik hanya menemukan bintik-bintik hitam yang disebut tidak menyebabkan kematian.
"Kita bukan mencari-cari atau mengada-ngada, tapi memang tidak dapat ditentukan secara medis," kata Hindra.
(Nadia Ayu) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)