Jakarta: Koordinator Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad mengkritisi sistem penanganan limbah medis di Indonesia yang kian mengkhawatirkan. Menurutnya, mesti ada solusi atau terobosan dari pemerintah.
Ketika pandemi, limbah medis kini berasal dari dua sumber. Pertama, rumah sakit dan fasilitas kesehatan, kedua, permukiman sebagai tempat isolasi mandiri.
Penanganan limbah medis di fasilitas kesehatan (faskes) dinilai masih berada pada kondisi aman. Meski begitu, masih ditemukan tindakan oknum-oknum yang membahayakan lingkungan.
"Jadi ada pelaku yang nakal, dimana mereka ambil uang dari pembuang limbah medis, tapi tidak dimusnahkan dengan benar. Cuma ditelantarkan dan dibuang sembarangan," ujar Chalid, Kamis, 5 Agustus 2021.
Menurut Chalid, segala produk yang berpotensi menjadi limbah di faskes seharusnya dicatat di manifest. Selanjutnya, laporan tersebut dicocokkan ketika masuk ke fasilitas pemusnahan, atau incinerator.
Berdasarkan laporan Chalid, jumlah sampah medis meningkat hingga 27 kali lipat ketika pandemi. Salah satu faktor kenaikan tersebut disumbang oleh limbah pasien isolasi mandiri.
"Untuk limbah medis isolasi mandiri, saya belum melihat ada terobosan sistematis pemerintah. Misalnya, membuat iklan layanan masyarakat supaya orang mengerti, kalau saya tertular covid-19, dan saya pakai masker, setelahnya dibuang kemana?" tutur Chalid. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Koordinator Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad mengkritisi sistem penanganan limbah medis di Indonesia yang kian mengkhawatirkan. Menurutnya, mesti ada solusi atau terobosan dari pemerintah.
Ketika pandemi, limbah medis kini berasal dari dua sumber. Pertama, rumah sakit dan fasilitas kesehatan, kedua, permukiman sebagai tempat isolasi mandiri.
Penanganan limbah medis di fasilitas kesehatan (faskes) dinilai masih berada pada kondisi aman. Meski begitu, masih ditemukan tindakan oknum-oknum yang membahayakan lingkungan.
"Jadi ada pelaku yang nakal, dimana mereka ambil uang dari pembuang limbah medis, tapi tidak dimusnahkan dengan benar. Cuma ditelantarkan dan dibuang sembarangan," ujar Chalid, Kamis, 5 Agustus 2021.
Menurut Chalid, segala produk yang berpotensi menjadi limbah di faskes seharusnya dicatat di manifest. Selanjutnya, laporan tersebut dicocokkan ketika masuk ke fasilitas pemusnahan, atau incinerator.
Berdasarkan laporan Chalid, jumlah sampah medis meningkat hingga 27 kali lipat ketika pandemi. Salah satu faktor kenaikan tersebut disumbang oleh limbah pasien isolasi mandiri.
"Untuk limbah medis isolasi mandiri, saya belum melihat ada terobosan sistematis pemerintah. Misalnya, membuat iklan layanan masyarakat supaya orang mengerti, kalau saya tertular covid-19, dan saya pakai masker, setelahnya dibuang kemana?" tutur Chalid. (
Mentari Puspadini)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)