medcom.id, Jakarta: Badan SAR Nasional (Basarnas) punya sejumlah opsi terkait mekanisme evakuasi korban jatuhnya pesawat Trigana Air. Sedikitnya, ada 3 opsi yang bakal dijalankan dalam evakuasi besok.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan opsi pertama yang bakal dilakukan tim Basarnas guna mengevakuasi 54 korban Trigana Air. Yakni dengan sistem jaring atau netting yang digabung dengan sistem hoist (kerekan).
"Alternatif kedua, kita membuat helipad. Tapi ini sulit karena medannya tidak memungkinkan dengan rimbunnya pohon di hutan Papua," kata Bambang kepada MetroTV, Selasa (18/8/2015)
Selanjutnya, menurut Bambang, alternatif cara yang ketiga adalah dengan mengevakuasi korban lewat jalur darat untuk menuju Oksibil.
Dari ketiga alternatif itu, Bambang mengaku, akan memprioritaskan cara yang pertama, yakni dengan menggunakan sistem netting dan hoist. "Mudah-mudahan dengan cara ini lebih efektif kita bisa bawa ke Oksibil," sebut dia.
Bambang menerangkan, hambatan yang didapat tim di lapangan adalah cuaca dan lokasi. Dua hal itu menjadi kendala tersendiri buat tim mengevakuasi jasad korban.
"Mudah-mudahan dengan terbukanya sedikit ruang untuk helikopter ke sasaran itu bisa lebih memudahkan evakuasi," terang dia.
Sebelumnya, tim Basarnas sudah menemukan semua jasad penumpang dan kru Trigana yang jatuh pada Minggu 16 Agustus. Proses evakusi korban sementara dihentikan karena cuaca di lokasi mulai gelap dan berkabut. Pencarian korban dijadwalkan berlanjut kembali besok pukul 06.00 WIT.
medcom.id, Jakarta: Badan SAR Nasional (Basarnas) punya sejumlah opsi terkait mekanisme evakuasi korban jatuhnya pesawat Trigana Air. Sedikitnya, ada 3 opsi yang bakal dijalankan dalam evakuasi besok.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan opsi pertama yang bakal dilakukan tim Basarnas guna mengevakuasi 54 korban Trigana Air. Yakni dengan sistem jaring atau
netting yang digabung dengan sistem
hoist (kerekan).
"Alternatif kedua, kita membuat helipad. Tapi ini sulit karena medannya tidak memungkinkan dengan rimbunnya pohon di hutan Papua," kata Bambang kepada
MetroTV, Selasa (18/8/2015)
Selanjutnya, menurut Bambang, alternatif cara yang ketiga adalah dengan mengevakuasi korban lewat jalur darat untuk menuju Oksibil.
Dari ketiga alternatif itu, Bambang mengaku, akan memprioritaskan cara yang pertama, yakni dengan menggunakan sistem
netting dan
hoist. "Mudah-mudahan dengan cara ini lebih efektif kita bisa bawa ke Oksibil," sebut dia.
Bambang menerangkan, hambatan yang didapat tim di lapangan adalah cuaca dan lokasi. Dua hal itu menjadi kendala tersendiri buat tim mengevakuasi jasad korban.
"Mudah-mudahan dengan terbukanya sedikit ruang untuk helikopter ke sasaran itu bisa lebih memudahkan evakuasi," terang dia.
Sebelumnya, tim Basarnas sudah menemukan semua jasad penumpang dan kru Trigana yang jatuh pada Minggu 16 Agustus. Proses evakusi korban sementara dihentikan karena cuaca di lokasi mulai gelap dan berkabut. Pencarian korban dijadwalkan berlanjut kembali besok pukul 06.00 WIT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)