Jakarta: Sebanyak 10 kali siklon tropis menerjang Indonesia sejak 2007-2021. Siklon tropis membawa dampak langsung dan tidak langsung di Tanah Air.
Siklon ini merupakan salah satu bentuk gangguan tropis. Fenomena itu umumnya terjadi di Samudra Hindia sebelah selatan Indonesia pada November-April setiap tahunnya.
“Siklon tropis berbentuk pusaran angin ukuran sangat besar yang melintas di perairan dan daratan,” tulis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam Instagram resminya seperti dikutip Medcom.id, Selasa, 13 April 2021.
Ukuran siklon tropis bisa mencapai ratusan kilometer (km). Gumpalan awan siklon menimbulkan dampak pada tempat yang dilalui.
Dampak langsung siklon tropis, yakni terjadi angin sangat kencang hingga lebih dari 60 km per jam. Kemudian, terjadi hujan sangat lebat dengan intensitas ekstrem berdurasi panjang.
Siklon tropis juga memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Hal itu bisa merusak bangunan dan infrastruktur.
Contoh kasusnya ialah siklon tropis cempaka di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2017. Teranyar, dampak siklon tropis seroja berupa banjir bandang menerjang di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu, 4 April 2021.
“Dampak langsung di laut, ada gelombang badai yang tingginya lebih dari tiga meter yang membahayakan transportasi laut dan merusak wilayah pesisir pantai,” tulis BMKG.
Baca: Muncul Bibit Siklon Tropis 94W, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
Sementara itu, dampak tidak langsung paling banyak terjadi ketika siklon tropis berada di sekitar perairan Australia dan Filipina. Siklon tropis memengaruhi pola angin sehingga membentuk pertemuan angin di ekor siklon.
“Hal itu meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan sehingga potensi bencana seperti banjir dan banjir bandang meningkat,” tulis BMKG.
Dampak tidak langsung lainnya, yakni menyebabkan suatu wilayah cerah dan kering. Siklon tropis menyerap udara lembab dalam radius tertentu.
“Contohnya dialami di Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara saat siklon tropis aktif di perairan Filipina,” tulis BMKG.
Jakarta: Sebanyak 10 kali
siklon tropis menerjang Indonesia sejak 2007-2021. Siklon tropis membawa dampak langsung dan tidak langsung di Tanah Air.
Siklon ini merupakan salah satu bentuk gangguan tropis. Fenomena itu umumnya terjadi di Samudra Hindia sebelah selatan Indonesia pada November-April setiap tahunnya.
“Siklon tropis berbentuk pusaran angin ukuran sangat besar yang melintas di perairan dan daratan,” tulis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) dalam Instagram resminya seperti dikutip
Medcom.id, Selasa, 13 April 2021.
Ukuran siklon tropis bisa mencapai ratusan kilometer (km). Gumpalan awan siklon menimbulkan dampak pada tempat yang dilalui.
Dampak langsung siklon tropis, yakni terjadi angin sangat kencang hingga lebih dari 60 km per jam. Kemudian, terjadi hujan sangat lebat dengan intensitas ekstrem berdurasi panjang.
Siklon tropis juga memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Hal itu bisa merusak bangunan dan infrastruktur.
Contoh kasusnya ialah siklon tropis cempaka di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2017. Teranyar, dampak siklon tropis seroja berupa banjir bandang menerjang di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu, 4 April 2021.
“Dampak langsung di laut, ada gelombang badai yang tingginya lebih dari tiga meter yang membahayakan transportasi laut dan merusak wilayah pesisir pantai,” tulis BMKG.
Baca: Muncul Bibit Siklon Tropis 94W, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
Sementara itu, dampak tidak langsung paling banyak terjadi ketika siklon tropis berada di sekitar perairan Australia dan Filipina. Siklon tropis memengaruhi pola angin sehingga membentuk pertemuan angin di ekor siklon.
“Hal itu meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan sehingga potensi bencana seperti banjir dan banjir bandang meningkat,” tulis BMKG.
Dampak tidak langsung lainnya, yakni menyebabkan suatu wilayah cerah dan kering. Siklon tropis menyerap udara lembab dalam radius tertentu.
“Contohnya dialami di Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara saat siklon tropis aktif di perairan Filipina,” tulis BMKG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)