medcom.id, Jakarta: Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo atau Bahrun Naim dianggap sebagai otak pelaku rentetan ledakan yang terjadi di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari. Ternyata Bahrun Naim pernah ditahan terkait hal serupa: terorisme.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan, Bahrun Naim bukan pemain baru di dunia terorisme. Bahrun tercatat pernah ditangkap saat Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama berkunjung ke Indonesia.
"Saat itu kita temukan ada peluru dan kemudian kita proses secara hukum. Dia dihukum satu tahun dan sekarang melakukannya lagi," kata Badrodin di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).
Badrodin menyesalkan ulah Bahrun itu. Bahrun menyadari pelaku teror tidak akan pernah jera hanya dengan proses hukum. "Kita harus berpikir bahwa kasus teror ini murni ideologi. Ideologi ini tidak bisa selesai dengan hukuman atau tindakan polisi. Dia bisa selesai kalau ada pencerahan yang bisa membuyarkan keyakinan (ideologi negatifnya)," kata Badrodin.
(Tampilan blog Bahrun Naim. Blog ini aktif sejak 2013 dan banyak tulisan mengenai cara instan membuat bom)
Dia tidak menampik desain serangan dilancarkan dan didanai ISIS dari Suriah. Bahrun disebut pernah berafiliasi dengan ISIS. Untuk memastikan, Badrodin meminta waktu menyelidiki dan menindak.
"Kita tidak fokus ke salah satu kelompok karena satu sama lain bisa berkaitan dan berhubungan, baik di dalam jemaah atau kegiatan lain seperti teror ini. Sehingga kita tidak bisa fokus ke satu kelompok saja. Di Indonesia cukup banyak kelompok seperti ini yang tentu harus diantisipasi," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo atau Bahrun Naim dianggap sebagai otak pelaku rentetan ledakan yang terjadi di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari. Ternyata Bahrun Naim pernah ditahan terkait hal serupa: terorisme.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan, Bahrun Naim bukan pemain baru di dunia terorisme. Bahrun tercatat pernah ditangkap saat Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama berkunjung ke Indonesia.
"Saat itu kita temukan ada peluru dan kemudian kita proses secara hukum. Dia dihukum satu tahun dan sekarang melakukannya lagi," kata Badrodin di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).
Badrodin menyesalkan ulah Bahrun itu. Bahrun menyadari pelaku teror tidak akan pernah jera hanya dengan proses hukum. "Kita harus berpikir bahwa kasus teror ini murni ideologi. Ideologi ini tidak bisa selesai dengan hukuman atau tindakan polisi. Dia bisa selesai kalau ada pencerahan yang bisa membuyarkan keyakinan (ideologi negatifnya)," kata Badrodin.
(Tampilan blog Bahrun Naim. Blog ini aktif sejak 2013 dan banyak tulisan mengenai cara instan membuat bom)
Dia tidak menampik desain serangan dilancarkan dan didanai ISIS dari Suriah. Bahrun disebut pernah berafiliasi dengan ISIS. Untuk memastikan, Badrodin meminta waktu menyelidiki dan menindak.
"Kita tidak fokus ke salah satu kelompok karena satu sama lain bisa berkaitan dan berhubungan, baik di dalam jemaah atau kegiatan lain seperti teror ini. Sehingga kita tidak bisa fokus ke satu kelompok saja. Di Indonesia cukup banyak kelompok seperti ini yang tentu harus diantisipasi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)