Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencanangkan beberapa program untuk perbaikan kualitas hidup dan infrastruktur masyarakat Kabupaten Asmat, Papua. Salah satunya dengan pembangunan perumahan dan pembukaan lahan pertanian.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menjelaskan pihaknya bersama Direktorat Jenderal (DItjen) Cipta Karya, Ditjen Penyediaan Perumahan memiliki program pembukaan 28 hektare lahan pertanian. Meski secara kultur dan budaya masyarakat Asmat bukan petani, mereka akan diajarkan cara bercocok tanam.
"Mereka (masyarakat Asmat) akan coba diperkenalkan bercocok tanam. Tanah cukup bagus di sana untuk menanam padi. Hanya saja karena belum terbiasa," kata Arie di Kementrian PUPR, Jakarta Selatan, Kamis 8 Februari 2018.
Pioner-poiner petani dari wilayah Merauke didatangkan khusus untuk mengajarkan cara bercocok tanam. Masyarakat Asmat diberikan pendampingan selama dua tahun sampai mereka benar-benar bisa mandiri.
"Kita beri insentif sampai sawah mereka terbentuk. Juga pendampingan untuk mereka tahu harus dijual kemana," jelas Arie.
Kementerian PUPR akan menyediakan kawasan perumahan yang dikonsep dengan kearifan lokal masyarakat Asmat. Pasalnya, upaya relokasi warga Asmat ditolak pemerintah daerah setempat.
Baca: Asmat Masih Butuh Pendampingan
Kementerian PUPR akan membangun 1.150 rumah. Itu terdiri dari 1.000 rumah swadaya dan 150 khusus. Rumah swadaya adalah program renovasi rumah yang sudah ada.
"Untuk rumah khusus ini kita bangun dengan didesain sesuai dengan kearifan lokal di sana," ujarnya.
Mengingat masalah utama di Asmat pasokan air bersih yang minim, PUPR membangun fasilitas pembangunan air bersih. Air bersih sulit didapat karena kondisi geografis Amat didominasi rawa-rawa.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/VNx3yggK" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencanangkan beberapa program untuk perbaikan kualitas hidup dan infrastruktur masyarakat Kabupaten Asmat, Papua. Salah satunya dengan pembangunan perumahan dan pembukaan lahan pertanian.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menjelaskan pihaknya bersama Direktorat Jenderal (DItjen) Cipta Karya, Ditjen Penyediaan Perumahan memiliki program pembukaan 28 hektare lahan pertanian. Meski secara kultur dan budaya masyarakat Asmat bukan petani, mereka akan diajarkan cara bercocok tanam.
"Mereka (masyarakat Asmat) akan coba diperkenalkan bercocok tanam. Tanah cukup bagus di sana untuk menanam padi. Hanya saja karena belum terbiasa," kata Arie di Kementrian PUPR, Jakarta Selatan, Kamis 8 Februari 2018.
Pioner-poiner petani dari wilayah Merauke didatangkan khusus untuk mengajarkan cara bercocok tanam. Masyarakat Asmat diberikan pendampingan selama dua tahun sampai mereka benar-benar bisa mandiri.
"Kita beri insentif sampai sawah mereka terbentuk. Juga pendampingan untuk mereka tahu harus dijual kemana," jelas Arie.
Kementerian PUPR akan menyediakan kawasan perumahan yang dikonsep dengan kearifan lokal masyarakat Asmat. Pasalnya, upaya relokasi warga Asmat ditolak pemerintah daerah setempat.
Baca: Asmat Masih Butuh Pendampingan
Kementerian PUPR akan membangun 1.150 rumah. Itu terdiri dari 1.000 rumah swadaya dan 150 khusus. Rumah swadaya adalah program renovasi rumah yang sudah ada.
"Untuk rumah khusus ini kita bangun dengan didesain sesuai dengan kearifan lokal di sana," ujarnya.
Mengingat masalah utama di Asmat pasokan air bersih yang minim, PUPR membangun fasilitas pembangunan air bersih. Air bersih sulit didapat karena kondisi geografis Amat didominasi rawa-rawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)