medcom.id, Jakarta: Surat tertutup Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya ke Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan bocor ke publik. Andi mengungkapkan alasan mengapa harus mengirim surat tersebut.
"Jadi surat itu sebetulnya surat internal, laporan kami ke pimpinan ke Menteri Perhubungan menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi)," ujar dia kepada Metro TV di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (2/1/2015).
Andi menjelaskan, Jokowi meminta BMKG memperbaiki pemanfaatan infomasi cuaca, khususnya untuk penerbangan. Perintah ini keluar usai kasus AirAsia QZ8501 yang hilang kontak dalam perjalanan Surabaya-Singapura, 28 Desember lalu. Karena itu, dia mengirim surat ke Jonan dengan maksud meminta arahan soal perintah sang Presiden tersebut.
"Karena kasusnya (AirAsia QZ8501) masih berjalan, makanya kirim (surat) terbatas. Saya mohon arahan mengenai bagaimana pelayanan petugas kita di seluruh Tanah Air," kata Andi.
Ia menjelaskan soal isi surat yang menyebutkan AirAsia baru mengambil informasi cuaca pada pukul 07.00 WIB, padahal pesawat QZ8501 telah terbang beberapa jam sebelumnya. "Informasi dalam log book di Juanda, Sidoarjo, AirAsia ambil (data cuaca) jam 7. Apa (sebelumnya) dia ambil info dari Gapura, kita enggak tahu," beber dia.
"Lazimnya sebuah pesawat sebelum take off harus tauh dinamika cuaca dari tempat asal ke tujuan. Kita beri peta cuaca semacam flight document. Tapi mereka juga bisa dapat info dari website atau datang ke BMKG. Kita up date setiap 6 jam. Dalam peraturan Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Nomor 121 pakai forecasting BMKG," jelas Andi.
medcom.id, Jakarta: Surat tertutup Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya ke Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan bocor ke publik. Andi mengungkapkan alasan mengapa harus mengirim surat tersebut.
"Jadi surat itu sebetulnya surat internal, laporan kami ke pimpinan ke Menteri Perhubungan menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi)," ujar dia kepada
Metro TV di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (2/1/2015).
Andi menjelaskan, Jokowi meminta BMKG memperbaiki pemanfaatan infomasi cuaca, khususnya untuk penerbangan. Perintah ini keluar usai kasus AirAsia QZ8501 yang hilang kontak dalam perjalanan Surabaya-Singapura, 28 Desember lalu. Karena itu, dia mengirim surat ke Jonan dengan maksud meminta arahan soal perintah sang Presiden tersebut.
"Karena kasusnya (AirAsia QZ8501) masih berjalan, makanya kirim (surat) terbatas. Saya mohon arahan mengenai bagaimana pelayanan petugas kita di seluruh Tanah Air," kata Andi.
Ia menjelaskan soal isi surat yang menyebutkan AirAsia baru mengambil informasi cuaca pada pukul 07.00 WIB, padahal pesawat QZ8501 telah terbang beberapa jam sebelumnya. "Informasi dalam
log book di Juanda, Sidoarjo, AirAsia ambil (data cuaca) jam 7. Apa (sebelumnya) dia ambil info dari Gapura, kita
enggak tahu," beber dia.
"Lazimnya sebuah pesawat sebelum
take off harus tauh dinamika cuaca dari tempat asal ke tujuan. Kita beri peta cuaca semacam
flight document. Tapi mereka juga bisa dapat info dari
website atau datang ke BMKG. Kita
up date setiap 6 jam. Dalam peraturan
Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Nomor 121 pakai forecasting BMKG," jelas Andi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)