Ilustrasi miras oplosan. (Foto: ANTARA/Adeng Bustomi)
Ilustrasi miras oplosan. (Foto: ANTARA/Adeng Bustomi)

Miras Oplosan dan Industri Kesenangan

19 April 2018 12:57
Jakarta: Sosiolog Daisy Indira Yasmine melihat persoalan minuman keras (miras) oplosan yang beredar di masyarakat hingga memakan korban jiwa tak lepas dari banyaknya penawaran dan permintaan di pasaran.
 
Bagaimana pun, kata Daisy, keberadaan miras oplosan sudah menjadi bagian dari industri kesenangan yang dikelola masyarakat dengan stratifikasi sosial tertentu.
 
"Miras oplosan ini merupakan industri kesenangan yang berlangsung di kelas menengah bawah dan bukan hal baru. Banyaknya korban yang berjatuhan karena muncul varian produk baru yang lebih keras," ujarnya, dalam Metro Pagi Primetime, Kamis, 19 April 2018.

Menurut Daisy varian baru dari produk miras oplosan mampu menarik minat masyarakat kalangan menengah bawah untuk mencoba. Tawaran sensasi yang lebih menyenangkan sebagai pengalih perhatian masalah kehidupan membuat banyak orang mudah terjerat.
 
"Kita mungkin tahu akibatnya bisa fatal tapi belum tentu bagi konsumen. Yang jelas ini dimanfaatkan sebagai bisnis dimana ada kebutuhan pasti suplainya banyak apalagi dengan harga murah dan terjangkau tanpa pengawasan," kata Daisy.
 
Banyaknya korban yang berjatuhan, kata Daisy, membuktikan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap peredaran miras oplosan. Pemerintah dinilai tidak pernah melakukan kegiatan khusus untuk memutus jalur suplai.
 
Boleh jadi aparat penegak hukum melakukan razia, namun hal itu dinilai belum maksimal.
 
"Terpenting harus diinformasikan bahwa produk yang mereka konsumsi bahan atau kandungannya berbahaya tidak seperti miras biasa yang dijual secara legal di pasar," pungkasnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan