Dikutip dari Oase.id, kupat atau ketupat merupakan simbol perayaan Hari Raya Islam di Jawa sejak masa pemerintahan Demak pada awal abad ke-15. Tradisi lebaran ketupat, atau biasa disebut Syawalan di kalangan masyarakat Jawa tidak lepas dari peran salah satu Walisongo, Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah dalam tradisi ini. Pertama, bakda lebaran, yang merupakan tradisi silaturahmi dan bermaaf-maafan setelah salat Idulfitri. Kedua, bakda ketupat yang berarti perayaan satu minggu setelahnya. Perayaan setelah menjalankan puasa sunah enam hari pada bulan Syawal.
Filosofi ketupat lebaran
Jika dikupas, filosofi ketupat atau kupat berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘Ngaku lepat’ atau mengaku bersalah. Lalu, daunnya disebut Janur, ‘Jatining nur’ atau hati nurani. Sementara beras (isi ketupat) melambangkan nafsu dunia.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selanjutnya, anyaman janur mengartikan kompleksitas masyarakat Jawa yang harus dilekatkan dengan tali silaturhami. Lalu, mengapa bentuk ketupat identik seperti kiblat? Sejumlah literatur menyebut bentuk ini sebagai 'kiblat papat' (empat mata angin) dan ‘Limo pancer’ yang berarti arah kiblat.
Baca: Sejarah Ketupat di Indonesia, Filosofinya Dalem Tak Sekadar Penganan Khas Lebaran
Sementara, untuk istilah ‘lebaran’ dimaknai sebagai ‘laku papat’ yang berarti empat tindakan.

Ketupat merupakan tradisi yang telah muncul sejak era Kerajaan Demak pada abad ke-5. Medcom.id
Filosofi lebaran
1. LebaranLebaran yang berarti selesai atau usai. Menandakan bahwa puasa Ramadhan telah atau selesai.
2. Luberan
Luberan artinya melimpah seperti air yang tumpah. Selain itu, dimaknai juga berbagi kepada fakir miskin bagi orang-orang yang mampu atau memiliki kelapangan rezeki.
3. Leburan
Leburan memiliki makna untuk meleburkan dosa dengan saling bermaafan satu sama lain, dan
4. Laburan
Laburan berasal dari kata labor atau kapur putih. Maknanya adalah hati seorang muslim akan kembali suci dengan berbagai ibadah yang dilakukan selama bulan ramadan.
Artikel ini dilansir dari artikel Oase.id yang berjudul: Mengapa Lebaran Identik dengan Ketupat? Ini Filosofinya