medcom.id, Jakarta: Peringatan Hardiknas yang jatuh pada tanggal 2 Mei bertepatan dengan Hari Lahir Ki Hajar Dewantara. Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) harus jadi momentum untuk mewujudkan tujuan dari konsep pendidikan sebagaimana digagas oleh Ki Hajar Dewantara.
"Fakta itu bermakna Hardiknas menekankan peringatan pada lahirnya konsep Pendidikan Nasional. Pada cara pengajaran dan materi pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan bangsa Indonesia yang merdeka. Di situlah Ki Hajar Diwantara menjadi salah seorang penggagas dan pelopor utama," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Sabtu (2/5/2015).
Memperingati Hardiknas adalah mengingatkan kembali tujuan pendidikan nasional. Menurut Ki Hajar Dewantara, kata dia, tujuan Pendidikan Nasional adalah membentuk Bangsa Indonesia yang berpikir, berperasaan, dan berjasad merdeka. Membentuk Bangsa Indonesia berbudi luhur yang merdeka, mandiri dan swadaya, dalam lingkungan yang bernafaskan kebangsaan dan berlanggam kebudayaan.
Karenanya, konsep pendidikan harus menerapkan pendidikan yang ‘membimbing’ (among) melalui keteladanan (ingngarso sung tulodo), penyemangatan (ing madyo mbangun karso) dan pemberdayaan (tut wuri handayani).
"Guru bukan instruktur, tetapi pamong yang senantiasa menjadi teladan, penyemangat dan pemberdaya para siswa. Hanya dengan pendidikan seperti itu akan lahir manusia Indonesia merdeka," ujarnya.
Setelah 70 tahun Merdeka, lanjut Hasto, tujuan itu masih jauh dari harapan. Pendidikan belum mampu membentuk manusia Indonesia merdeka yang sebenar-benarnya merdeka.
"Pendidikan belum tuntas mengikis belenggu berpikir, berperasaan dan bertabiat sebagai bangsa terjajah. Dalam beberapa hal justru Pendidikan melahirkan belenggu-belenggu baru. Belenggu gaya hidup konsumtif, belenggu berpikir dan bertabiat asing, tidak mengakar pada realitas sosial dan budaya bangsa. Pendidikan yang justru mengasingkan dari realitas bangsa Indonesia sendiri," imbuhnya.
Pendek kata, terangnya, setelah 70 tahun merdeka, masih banyak sisi-sisi kehidupan bangsa Indonesia yang masih terjajah.
Untuk itu, dalam memperingati Hardiknas 2 Mei 2015, PDIP menyerukan untuk memfokuskan kembali arah Pendidikan Nasional kepada Pembentukan Manusia Indonesia Merdeka. Peringatan Hardiknas adalah momentum menggali kembali konsep Pendidikan Nasional yang telah diwariskan oleh para tokoh, pemikir dan ahli pendidikan Indonesia.
"Selanjutnya merumuskan kebijakan Pendidikan Nasional yang benar-benar ditujukan untuk membangun Indonesia Merdeka," tutupnya.
medcom.id, Jakarta: Peringatan Hardiknas yang jatuh pada tanggal 2 Mei bertepatan dengan Hari Lahir Ki Hajar Dewantara. Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) harus jadi momentum untuk mewujudkan tujuan dari konsep pendidikan sebagaimana digagas oleh Ki Hajar Dewantara.
"Fakta itu bermakna Hardiknas menekankan peringatan pada lahirnya konsep Pendidikan Nasional. Pada cara pengajaran dan materi pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan bangsa Indonesia yang merdeka. Di situlah Ki Hajar Diwantara menjadi salah seorang penggagas dan pelopor utama," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Sabtu (2/5/2015).
Memperingati Hardiknas adalah mengingatkan kembali tujuan pendidikan nasional. Menurut Ki Hajar Dewantara, kata dia, tujuan Pendidikan Nasional adalah membentuk Bangsa Indonesia yang berpikir, berperasaan, dan berjasad merdeka. Membentuk Bangsa Indonesia berbudi luhur yang merdeka, mandiri dan swadaya, dalam lingkungan yang bernafaskan kebangsaan dan berlanggam kebudayaan.
Karenanya, konsep pendidikan harus menerapkan pendidikan yang ‘membimbing’ (among) melalui keteladanan (ingngarso sung tulodo), penyemangatan (ing madyo mbangun karso) dan pemberdayaan (tut wuri handayani).
"Guru bukan instruktur, tetapi pamong yang senantiasa menjadi teladan, penyemangat dan pemberdaya para siswa. Hanya dengan pendidikan seperti itu akan lahir manusia Indonesia merdeka," ujarnya.
Setelah 70 tahun Merdeka, lanjut Hasto, tujuan itu masih jauh dari harapan. Pendidikan belum mampu membentuk manusia Indonesia merdeka yang sebenar-benarnya merdeka.
"Pendidikan belum tuntas mengikis belenggu berpikir, berperasaan dan bertabiat sebagai bangsa terjajah. Dalam beberapa hal justru Pendidikan melahirkan belenggu-belenggu baru. Belenggu gaya hidup konsumtif, belenggu berpikir dan bertabiat asing, tidak mengakar pada realitas sosial dan budaya bangsa. Pendidikan yang justru mengasingkan dari realitas bangsa Indonesia sendiri," imbuhnya.
Pendek kata, terangnya, setelah 70 tahun merdeka, masih banyak sisi-sisi kehidupan bangsa Indonesia yang masih terjajah.
Untuk itu, dalam memperingati Hardiknas 2 Mei 2015, PDIP menyerukan untuk memfokuskan kembali arah Pendidikan Nasional kepada Pembentukan Manusia Indonesia Merdeka. Peringatan Hardiknas adalah momentum menggali kembali konsep Pendidikan Nasional yang telah diwariskan oleh para tokoh, pemikir dan ahli pendidikan Indonesia.
"Selanjutnya merumuskan kebijakan Pendidikan Nasional yang benar-benar ditujukan untuk membangun Indonesia Merdeka," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ICH)