Jakarta: Perkembangan teknologi berbasis digital memiliki dampak signifikan terhadap berbagai macam aspek kehidupan. Dibutuhkan, kedaulatan digital agar Indonesia siap menyambut berbagai perkembangan teknologi tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam sambutan seminar nasional Mewujudkan Kedaulatan Digital Indonesia Bersinergi Membangun dan Memperkokoh Digitalisasi Negeri. Budi mengatakan sejumlah langkah dilakukan untuk mewujudkan kedaulatan digital, seperti kehadiran data center, penerapan regulasi, dan penguatan sumber daya manusia (SDM).
“Dalam konsep kedaulatan digital, salah satu aspek penting yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi transformasi digital adalah pemahaman akan kedaulatan digital," kata Budi melalui keterangan tertulis, Rabu, 25 September 2024.
Menurut dia, kedaulatan digital adalah kemampuan negara untuk memastikan aktor digital menaati semua aturan. Baik itu hukum, ekonomi, ataupun industri.
"Konsep ini juga tengah diimplementasikan di berbagai kawasan di tingkat global,” ujar dia.
Selain Budi, seminar yang dimoderatori oleh Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI dan Ketua Dewan Pakar PWI Agus Sudibyo menghadiri empat narasumber lainnya. Mereka adalah Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman, VP Information Security PT DCI Indonesia Tbk Aditya Dyan Permadi, President Akademi Kecerdasan Buatan Indonesia (AKBI) Bari Arijono, dan SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri Yanto Masyap.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), Ristiawan Suherman, menyampaikan pentingnya pemanfaatan dan inovasi teknologi keuangan yang berdaya saing digital dalam ekosistem perusahaan. Terdapat empat fase dalam proses digitalisasi yang dilakukan oleh CNAF.
Dia menjelaskan, fase pertama CNAF masih manual pada 2016. Pada 2017-2019, masuk ke fase kedua untuk mempersiapkan proses digitalisasi.
"Kita memulai dengan transformasi tersebut dengan mensentralisasi semua proses yang ada di CNAF," kata Ristiawan.
Fase ketiga yaitu dimulainya transformasi digitalisasi pada 2019-2024. Hasilnya, pertumbuhan bisnis lebih positif.
"Fase keempat pada 2025 merupakan transformasi terakhir, dimana CNAF sedang mempersiapkan full digitalisasi," imbuh Ristiawan.
Sementara itu, SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri, Yanto Masyap, menjelaskan transformasi digital pihaknya dipengaruhi tiga faktor. Yakni infrastruktur yang handal, kesiapan talent, serta produk digital yang inklusif.
"Kami juga memiliki berbagai program untuk mempersiapkan talent digital agar terus berinovasi dan bertranfsormasi mulai dari programs for innovators, technology support, dan people and capability," kata Yanto.
Adapun salah satu hasil dari transformasi digital yang dihasilkan yaitu Livin Mandiri. Aplikasi tersebut diluncukan pada 2 Oktober 2021.
"Dengan memberikan pengalaman perbankan yang komprehensif, layanan perbankan yang lengkap, dan open ecosystem," ujar dia.
Jakarta: Perkembangan teknologi berbasis digital memiliki dampak signifikan terhadap berbagai macam aspek kehidupan. Dibutuhkan, kedaulatan digital agar Indonesia siap menyambut berbagai perkembangan teknologi tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (
Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam sambutan seminar nasional Mewujudkan Kedaulatan Digital Indonesia Bersinergi Membangun dan Memperkokoh Digitalisasi Negeri. Budi mengatakan sejumlah langkah dilakukan untuk mewujudkan kedaulatan digital, seperti kehadiran data center, penerapan regulasi, dan penguatan sumber daya manusia (
SDM).
“Dalam konsep kedaulatan digital, salah satu aspek penting yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi transformasi digital adalah pemahaman akan kedaulatan digital," kata Budi melalui keterangan tertulis, Rabu, 25 September 2024.
Menurut dia,
kedaulatan digital adalah kemampuan negara untuk memastikan aktor digital menaati semua aturan. Baik itu hukum, ekonomi, ataupun industri.
"Konsep ini juga tengah diimplementasikan di berbagai kawasan di tingkat global,” ujar dia.
Baca juga: Kedaulatan Digital Dinilai Dapat Menjadi Motor Peningkatan Kesejahteraan |
Selain Budi, seminar yang dimoderatori oleh Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI dan Ketua Dewan Pakar PWI Agus Sudibyo menghadiri empat narasumber lainnya. Mereka adalah Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman, VP Information Security PT DCI Indonesia Tbk Aditya Dyan Permadi, President Akademi Kecerdasan Buatan Indonesia (AKBI) Bari Arijono, dan SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri Yanto Masyap.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), Ristiawan Suherman, menyampaikan pentingnya pemanfaatan dan inovasi
teknologi keuangan yang berdaya saing digital dalam ekosistem perusahaan. Terdapat empat fase dalam proses digitalisasi yang dilakukan oleh CNAF.
Dia menjelaskan, fase pertama CNAF masih manual pada 2016. Pada 2017-2019, masuk ke fase kedua untuk mempersiapkan proses digitalisasi.
"Kita memulai dengan transformasi tersebut dengan mensentralisasi semua proses yang ada di CNAF," kata Ristiawan.
Fase ketiga yaitu dimulainya transformasi digitalisasi pada 2019-2024. Hasilnya, pertumbuhan bisnis lebih positif.
"Fase keempat pada 2025 merupakan transformasi terakhir, dimana CNAF sedang mempersiapkan full digitalisasi," imbuh Ristiawan.
Sementara itu, SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri, Yanto Masyap, menjelaskan transformasi digital pihaknya dipengaruhi tiga faktor. Yakni infrastruktur yang handal, kesiapan
talent, serta produk digital yang inklusif.
"Kami juga memiliki berbagai program untuk mempersiapkan talent digital agar terus berinovasi dan bertranfsormasi mulai dari programs
for innovators,
technology support, dan
people and capability," kata Yanto.
Adapun salah satu hasil dari transformasi digital yang dihasilkan yaitu Livin Mandiri. Aplikasi tersebut diluncukan pada 2 Oktober 2021.
"Dengan memberikan pengalaman perbankan yang komprehensif, layanan perbankan yang lengkap, dan
open ecosystem," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)