medcom.id, Jakarta: Nuraini, 46, dan Aiptu Asep Yanto Rukmanto, 52, sakit hati dengan teroris. Permana, putra dari pasangan tersebut jadi korban teroris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Selain itu, Agus Kurnia, keponakan Asep juga menjadi korban. Asep mengatakan, teroris tidak boleh mengaku-ngaku beragama karena perilakunya sangat radikal. "Jangan mengaku Islam," tegas dia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat di Jakarta Pusat, Jumat (15/1/2016).
Asep sehari-hari bertugas di Polsek Pulo Gadung, Jakarta Timur. Ia terkejut saat mengetahui Permana jadi korban dari pemberitaan di televisi.
Lalu, Asep menuju lokasi kejadian di Jalan MH Thamrin tepatnya di depan pusat perbelanjaan Sarinah. Saat di lokasi, Asep tidak menemukan Permana dan Agus karena sudah dibawa ke Puskesmas Tanah Abang.
"Beruntung penanganannya cepat. Setelah itu (Permana dan Agus) langsung dirujuk ke rumah sakit," ujar Asep.
Nuraini mengatakan, Permana dan Agus bekerja di salah satu pusat perbelanjaan dan tinggal di indekos di kawasan Thamrin. "Dia baru saja ke rumah mau ambil baju untuk kerja," ujar Nuraini.
Pemerintah, tokoh agama, dan politik mengutuk aksi teroris sekitar pukul 10.50 WIB, kemarin. Presiden Joko Widodo meminta rakyat tidak takut.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, terorisme tidak sesuai dengan ajaran agama mana pun. Pengurus ormas Muhammadiyah juga berpendapat demikian.
"Ini merupakan bentuk kemungkaran," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh mengajak masyarakat bersatu melawan terorisme. Menurutnya, kejadian ini menguji persatuan warga Indonesia.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, pihaknya menembak mati lima teroris. Sedangkan warga sipil yang meninggal dalam kejadian itu dua orang, satu warga Indonesia dan satu warga Kanada.
24 orang terluka dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat.
Aktivis perdamaian Alissa Wahid menyebut Indonesia bangsa yang tangguh. Masyarakat beraktivitas seperti biasa beberapa jam setelah kejadian.
Seruan agar masyarakat bersatu melawan teror ramai disampaikan melalui media sosial. Putri Gus Dur itu berharap persatuan masyarakat tidak hanya dalam kondisi genting.
"Harusnya juga bisa bersatu dalam kehidupan sehari-hari," kata Alissa dalam acara Selamat Pagi Indonesia di Metro TV.
Alissa menyebut, teroris tidak bisa menerima perbedaan. Sementara bangsa Indonesia, menurut dia, lahir dari perbedaan.
medcom.id, Jakarta: Nuraini, 46, dan Aiptu Asep Yanto Rukmanto, 52, sakit hati dengan teroris. Permana, putra dari pasangan tersebut jadi korban teroris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Selain itu, Agus Kurnia, keponakan Asep juga menjadi korban. Asep mengatakan, teroris tidak boleh mengaku-ngaku beragama karena perilakunya sangat radikal. "Jangan mengaku Islam," tegas dia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat di Jakarta Pusat, Jumat (15/1/2016).
Asep sehari-hari bertugas di Polsek Pulo Gadung, Jakarta Timur. Ia terkejut saat mengetahui Permana jadi korban dari pemberitaan di televisi.
Lalu, Asep menuju lokasi kejadian di Jalan MH Thamrin tepatnya di depan pusat perbelanjaan Sarinah. Saat di lokasi, Asep tidak menemukan Permana dan Agus karena sudah dibawa ke Puskesmas Tanah Abang.
"Beruntung penanganannya cepat. Setelah itu (Permana dan Agus) langsung dirujuk ke rumah sakit," ujar Asep.
Nuraini mengatakan, Permana dan Agus bekerja di salah satu pusat perbelanjaan dan tinggal di indekos di kawasan Thamrin. "Dia baru saja ke rumah mau ambil baju untuk kerja," ujar Nuraini.
Pemerintah, tokoh agama, dan politik mengutuk aksi teroris sekitar pukul 10.50 WIB, kemarin. Presiden Joko Widodo meminta rakyat tidak takut.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, terorisme tidak sesuai dengan ajaran agama mana pun. Pengurus ormas Muhammadiyah juga berpendapat demikian.
"Ini merupakan bentuk kemungkaran," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh mengajak masyarakat bersatu melawan terorisme. Menurutnya, kejadian ini menguji persatuan warga Indonesia.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, pihaknya menembak mati lima teroris. Sedangkan warga sipil yang meninggal dalam kejadian itu dua orang, satu warga Indonesia dan satu warga Kanada.
24 orang terluka dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat.
Aktivis perdamaian Alissa Wahid menyebut Indonesia bangsa yang tangguh. Masyarakat beraktivitas seperti biasa beberapa jam setelah kejadian.
Seruan agar masyarakat bersatu melawan teror ramai disampaikan melalui media sosial. Putri Gus Dur itu berharap persatuan masyarakat tidak hanya dalam kondisi genting.
"Harusnya juga bisa bersatu dalam kehidupan sehari-hari," kata Alissa dalam acara
Selamat Pagi Indonesia di
Metro TV.
Alissa menyebut, teroris tidak bisa menerima perbedaan. Sementara bangsa Indonesia, menurut dia, lahir dari perbedaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)