Buruh--MI/Atet Dwi Pramadia
Buruh--MI/Atet Dwi Pramadia

9 Bulan Tak Digaji, Nasib Buruh di Karanganyar Memprihatinkan

Andy Kurniawan • 01 Mei 2014 10:52
medcom.id, Karanganyar: Di tengah ingar-bingar peringatan Hari Buruh Internasional, ratusan buruh sebuah pabrik garmen di Karanganyar, Jawa Tengah, justru mengalami nasib memprihatinkan. Hampir sembilan bulan mereka tak menerima gaji.
 
Utang menumpuk serta diusir dari tempat kos dialami oleh para pekerja yang malang ini. Di rumah kos sederhana di Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, Yuliana, Sudarsih, dan Kristiantiningsih tinggal.
 
Ketiganya adalah buruh di pabrik garmen PT Ladewindo Garment Manufacturer. Sudah hampir sembilan bulan terakhir nasib mereka terkatung-katung. Sudah tidak boleh bekerja, namun juga tidak dipecat, sementara gaji mereka juga tidak pernah dibayarkan. Polemik antara pabrik dengan perusahaan pemesan garmen menjadi alasan perusahaan untuk tidak menggaji mereka.
 
Rumah kos setengah jadi ini menjadi hunian bertiga, walau sepintas terlihat biasa, namun ketiganya tengah berada dalam kondisi memprihatinkan. Sudah hampir sembilan bulan ini, mereka tidak menerima gaji dari perusahaan. Untuk kehidupan sehari-hari mereka bertiga harus ekstra hemat, bahkan untuk makan saja mereka rela makan sebungkus nasi untuk bertiga. Menunya pun hanya nasi, sayur, dan sambal, tanpa ada lauk secuil pun.

Untuk lebih menghemat lagi, Yuliana dan Kristiantiningsih rela tidur sekamar berdua, kamarnya pun sederhana, dan tidur beralaskan kasur tipis. Kondisi ini mau tak mau harus dijalani sembari menunggu kepastian kapan gaji mereka akan dibayarkan.
 
Mereka terpaksa berutang ke pemilik indekos karena belum memiliki uang. Untung saja sang pemilik indekos bisa memaklumi dan bersedia memberi kelonggaran pembayaran. Sementara untuk kebutuhan makan sudah menumpuk kasbon mereka di warung-warung. Para buruh ini juga mengaku sudah beberapa waktu tidak berani pulang ke rumah mereka, selain karena tidak ada ongkos, mereka merasa sungkan karena belum bisa memberi uang kepada orang tuanya.
 
Yuliana, Sudarsih, dan Kristiantiningsih, adalah tiga dari ratusan buruh PT Ladewindo yang belum menerima gaji. Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang sudah turut menengahi kasus ini belum bisa berbuat banyak. Jika dirupiahkan, gaji yang ditunggak oleh perusahaan kepada seluruh karyawan bahkan mencapai Rp6 miliar.
 
Di momentum Hari Buruh Internasional ini, mereka berharap ada titik terang dari nasib mereka. Apa yang dialami buruh PT Ladewindo Garment Manufacturer adalah salah satu potret buram nasib buruh di Indonesia, di antara ribuan buruh lain yang mungkin mengalami nasib serupa. Akankah Hari Buruh hanya sekadar menjadi hari libur para buruh? Ataukah mampu menjadi tonggak perbaikan nasib mereka?
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan