medcom.id, Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menerima kunjungan duta besar Republik Korea, Taiyoung Cho di kantornya. Pertemuan itu membahas Agreement on the Establishment of the Asian Forest Cooperation Organization (AFCO), atau Perjanjian tentang Pembentukan Organisasi Kerja Sama Kehutanan Asia.
Perjanjian tersebut merupakan bentuk komitmen dari beberapa negara di Asia untuk meningkatkan kerja sama kehutanan melalui aksi nyata. Tujuannya mengurangi degradasi dan deforestasi, dan mengelola hutan secara lestari.
Menteri Siti mengatakan pihaknya menyambut baik kerja sama yang diinisiasi Republik Korea itu. Pembentukan AFCO selaras dengan komitmen Indonesia dalam kebijakan penurunan emisi dari deforestasi dan perusakan hutan (REDD).
"Termasuk komitmen Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim dalam konteks yang lebih luas," kata Siti melalui rilis pers yang diterima Metrotvnews.com, Selasa (28/6/2016).
Menteri Siti menambahkan, sebelumnya kerja sama berbagai program dalam pengendalian pencemaran sungai telah dilakukan bersama Korea. Kerja sama dibuat melihat kesuksesan Korea dalam pengendalikan pencemaran sungai yang melintasi Kota Seoul.
"Kami mengapresiasi konsep green economy yang dilakukan Korea. Hal ini juga menjadi komitmen yang kuat dari Indonesia," kata dia.
Sementara itu, Dubes Korea Taiyoung Cho memandang Indonesia sebagai mitra utama di ASEAN. Diharapkan, Indonesia segera menandatangi naskah perjanjian AFCO pada acara ASEAN-Republic of Korea Commemorative Summit yang diselenggarakan pada 1-2 Agustus di Jeju Island, Korea.
Saat ini negara yang telah menandatangani perjanjian AFCO adalah Korea pada Desember 2015, Timor Leste pada 22 Juni 2016, dan dalam waktu dekat ini akan dilakukan penandatanganan naskah perjanjian oleh Vietnam dan Bhutan.
"Kami memberikan perhatian terhadap pengelolaan hutan, khususnya untuk energi. Konsep hutan energi ini, yakni fungsi hutannya tetap terjaga, tetapi dahan/ranting dapat dimanfaatkan sebagai biomassa berupa chipwood," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menerima kunjungan duta besar Republik Korea, Taiyoung Cho di kantornya. Pertemuan itu membahas Agreement on the Establishment of the Asian Forest Cooperation Organization (AFCO), atau Perjanjian tentang Pembentukan Organisasi Kerja Sama Kehutanan Asia.
Perjanjian tersebut merupakan bentuk komitmen dari beberapa negara di Asia untuk meningkatkan kerja sama kehutanan melalui aksi nyata. Tujuannya mengurangi degradasi dan deforestasi, dan mengelola hutan secara lestari.
Menteri Siti mengatakan pihaknya menyambut baik kerja sama yang diinisiasi Republik Korea itu. Pembentukan AFCO selaras dengan komitmen Indonesia dalam kebijakan penurunan emisi dari deforestasi dan perusakan hutan (REDD).
"Termasuk komitmen Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim dalam konteks yang lebih luas," kata Siti melalui rilis pers yang diterima
Metrotvnews.com, Selasa (28/6/2016).
Menteri Siti menambahkan, sebelumnya kerja sama berbagai program dalam pengendalian pencemaran sungai telah dilakukan bersama Korea. Kerja sama dibuat melihat kesuksesan Korea dalam pengendalikan pencemaran sungai yang melintasi Kota Seoul.
"Kami mengapresiasi konsep green economy yang dilakukan Korea. Hal ini juga menjadi komitmen yang kuat dari Indonesia," kata dia.
Sementara itu, Dubes Korea Taiyoung Cho memandang Indonesia sebagai mitra utama di ASEAN. Diharapkan, Indonesia segera menandatangi naskah perjanjian AFCO pada acara ASEAN-Republic of Korea Commemorative Summit yang diselenggarakan pada 1-2 Agustus di Jeju Island, Korea.
Saat ini negara yang telah menandatangani perjanjian AFCO adalah Korea pada Desember 2015, Timor Leste pada 22 Juni 2016, dan dalam waktu dekat ini akan dilakukan penandatanganan naskah perjanjian oleh Vietnam dan Bhutan.
"Kami memberikan perhatian terhadap pengelolaan hutan, khususnya untuk energi. Konsep hutan energi ini, yakni fungsi hutannya tetap terjaga, tetapi dahan/ranting dapat dimanfaatkan sebagai biomassa berupa chipwood," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)