Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin. Foto: MI/Susanto
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin. Foto: MI/Susanto

Jangan Tergesa-gesa Bebaskan WNI yang Disandera Abu Sayyaf

Al Abrar • 18 Juli 2016 16:48
medcom.id, Jakarta: Pemerintah diminta segera bertindak untuk membebaskan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang ditahan kelompok militan Abu Sayyaf. Pembebasan bisa dilakukan melalui pendekatan kepada kelompok ekstremis tersebut.
 
"Kalau saya ikuti pemerintah tidak perlu melakukan tebusan, saya sepakat. Karena nyatanya, kalau pakai tebusan, jadi kepengen-kepengen lagi. Mungkin harus ada cara lain dan berdasarkan pengalaman bisa," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (18/7/2016).
 
Pembebasan ABK yang ditahan ini, kata Hasanuddin, diperlukan kehati-hatian dan tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa.

"Misal ada pendapat harus segera dibebaskan. Menurut hemat saya kurang tepat. Pengerahan pasukan dengan cara apapun harus hati-hati," kata dia.
 
Hasanuddin menuturkan, secara kuantitas dan kualitas Indonesia siap membebaskan sandera. Masalahnya harus punya data intelijen yang kuat, tidak boleh tergesa-gesa. Jangan malah saat masuk ke Filipina menjadi korban.
 
Ia juga meminta semua kalangan bersabar dalam pembebasan tiga ABK yang kembali disandera kelompok Abu Sayyaf. Hasanuddin menyarankan agar semua pihak menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah yang saat ini sedang berupaya membebaskan sandera.
 
"Mereka (TNI) sedang berupaya dengan cara-cara seperti apa. Apakah itu dilakukan secara senyap, intelijen atau cara-cara seperti apa. Kalau dipaksa tergesa-gesa, lalu kesiapannya kurang, kemudian yang jadi korban kasihan. Sabar saja dulu, yang penting kami berharap mereka sehat, selamat dan sabar," ujar dia.
 
Hal senada juga dikatakan anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya. Menurut Tantowi, pembebasan WNI harus dilakukan dengan hati-hati agar dapat menghindari jatuhnya korban dan kerugian dipihak pemerintah.
 
"Misalnya ada pendapat harus segera dibebaskan. Menurut hemat saya kurang tepat. Masalahnya (dalam upaya pembebasan), harus punya data intelijen yang kuat, tidak boleh tergesa-gesa, nanti malah masuk ke situ kemudian ada yang jadi korban," kata politkus Golkar ini.
 
Menurut Tantowi, upaya pembebasan harus diserahkan kepada ahlinya, dalam hal ini pasukan TNI. Sebab TNI dapat melakukan operasi pembebasan baik dengan senyap, intelijen atau operasi lainnya.
 
"Kalau dipaksa tergesa-gesa, lalu kesiapannya kurang, kemudian yang jadi korban, kasihan. Sabar saja dulu, yang penting kami berharap mereka sehat, selamat dan sabar," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan