medcom.id, Jakarta: Angeline, 8, bukan sosok yang ceria maupun aktif bermain bersama teman-temannya di sekolah. Justru, Angeline kerap memperlihatkan mimik wajah sedih selama berada di sekolah.
"Pendiam, pemurung, bergaulnya kurang, komunikasinya juga kurang. Kalau panik susah jawab hanya wajah kita saja yang ditatap," kata Wali Kelas Angeline, Putu Sri Wijayanti dalam PrimeTime News Metro Tv, di Jakarta, Rabu (10/6/2015).
Sri mengatakan Angeline selama ini memiliki prestasi yang kurang bagus di sekolah. Tak hanya itu, Angeline pun kerap terlihat tidak fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
"Kompentensinya kurang, sering bengong. Kalau kita tegaskan 'ayo dikerjakan' baru dia baru mau menulis," terang dia.
Ia pun telah berulang kali menanyakan soal kondisinya yang kerap sedih dan berdiam diri tersebut. Namun, ia tak mendapatkan jawab itu dari mulut Angeline, hingga bocah malang ini ditemukan tewas di kediamannya, di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar, Bali, Rabu 10 Juni.
Jasad Angeline ditemukan dikubur di bawah kandang ayam di halaman belakang rumah Margaret. Belakangan, Agus--pekerja di rumah Margaret, mengaku, dialah yang mengubur bocah 8 tahun itu.
Siti Supura, aktivis perlindungan perempuan dan anak di Bali, mengatakan, Agus baru mengaku setelah jasad Angeline ditemukan. "Dia menguburkan Angeline atas perintah Margaret," kata aktivis yang biasa dipanggil Ipung, itu.
Pada 16 Mei 2015, Ipung mengulang pengakuan Agus, Angeline tengah menggambar di sebuah kamar. Margaret memanggil. Bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu pun berlari menuju kamar ibu angkatnya.
Selang 10 menit kemudian, Margaret berteriak menyebut-nyebut nama Angeline. Suaranya seperti meratapi sebuah penyesalan yang luar biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id