Aplikasi Peduli Lindungi. Foto: Dokumen Kominfo
Aplikasi Peduli Lindungi. Foto: Dokumen Kominfo

PPKM Dicabut, Bagaimana Nasib PeduliLindungi? Ini Kata Menkes

Patrick Pinaria • 02 Januari 2023 22:17
Jakarta: Penggunaan aplikasi PeduliLindungi di sejumlah tempat umum sudah tidak lagi diwajibkan. Keputusan itu seiring dengan pencabutan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Jumat, 30 Desember 2022.
 
Sebagai gantinya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan aplikasi PeduliLindungi akan ditransformasikan menjadi bank data kesehatan individu dan juga dapat dimanfaatkan untuk melihat kesehatan populasi dalam platform Satu Sehat.
 
"Nanti PeduliLindungi kita transformasikan ke platform Satu Sehat, dimana teman-teman yang punya bisa pakai, fungsinya bukan hanya vaksin dan scanning saja, tapi bisa tahu imunisasi anak yang sudah kita pakai apa saja, cek darah di laboratorium, general check up masuk, sampai video, CT scan, MRI masuk," kata Budi Gunadi di Kantor Presiden Jakarta dikutip dari Antara, Selasa, 2 Januari 2023.

Fungsi dari Satu Sehat

Budi mengatakan pemerintah sedang menyusun sistem pemerintahan berbasis elektronik melalui platform Satu Data Indonesia yang berisi data kesehatan, keuangan, sosial hingga sumber daya alam.

"Kami adalah subsektor, dibuat sistem teknologi namanya "Satu Sehat", bagian dari Satu Data. Kami diberikan deadline sampai 2023 agar semua fasilitas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, klinik, apotek, laboratorium, harus terintegrasi datanya ke Satu Sehat supaya bisa dimanfaatkan masyarakat," tambah Budi Gunadi. 
 
 
Baca: Menkes Anjurkan Tetap Gunakan Masker di Ruang Tertutup

 
Artinya, bila masyarakat membeli obat di apotek, data pembelian obat akan masuk ke Satu Sehat. "Misalnya, pakai Apple atau Samsung Watch sudah langsung terintegrasi dan jadi milik individu, sekarang kan dimiliki fasilitas kesehatan. Nanti jadi milik individu, sehingga kalau dia sakit bisa share data ke dokter dan dokter bisa lihat record-nya seperti apa, wah rajin lari nih, jantungnya sehat, tapi beli obat di apotek untuk sakit perut," jelas Budi.
 
Dengan memiliki rekaman data kesehatan langsung dari pasien, harapannya dokter jadi lebih cepat tahu penyakit pasien tersebut.
 
"Ini bisa digunakan oleh pemda, dinas kesehatan untuk memahami populatian health, kesehatan populasi di level desa, kecamatan, kabupaten kota, sehingga intervensinya lebih pas, spesifik berbasis data, efektif dan efisien," tambah Budi.
 
Menurut Budi, Satu Sehat akan selesai pada akhir 2023. Nantinya, penggunaan platform tersebut bisa dimulai pada 2024.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PAT)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan