medcom.id, Jakarta: Larangan kepada pasangan bakal calon pilkada beriklan dan pemberitaan khusus di media massa, membuat media sosial menjadi arena mencari simpati calon pemilih. Lebih jauh lagi, saling menjatuhkan juga tak terelakkan.
Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) belakangan menjadi perhatian netizen. Aksi 'perang' antar buzzer pasangan calon walikota semakin hari semakin memanas.
Pasangan petahana Airin Rachmi Diyani - Benyamin Davnie mendapat serangan yang gencar. Serangan kepadanya banyak dikaitkan dengan Wawan (suami) dan Atur Chosiyah (kakak ipar) dalam kasus suap sengketa hasil pilkada terhadap Akil Muchtar semasa mengetuai MK.
Terakhir yang cukup santer adalah temuan dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan Airin-Benyamin. Salah satunya adalah merebaknya stiker tanda lunas PBB dengan wajah Airin-Benyamin di dalamnya. Kasus ini mendorong Panwaslu Tangsel meminta keterangan Airin-Benyamin.
Serangan paling kuat kepada Airin-Benyamin terlihat dari pendukung pasangan Ikhsan Modjo - Li Claudia Chandra yang memang mendominasi di Twitter. Kubu Ikhsan juga mengarahkan kritiknya ke KPUD Tangsel, yang dinilai KPUD cenderung membiarkan pelanggaran-pelanggaran Paslon dalam kampanye, khususnya calon petahana.
Ikhsan Modjo pun juga mendapat serangan di Twitter. Serangan terhadap ekonom yang didukung Partai Demokrat ini lebih cenderung mengkritik sikap. Hingga kini, sejumlah netizen masih kurang menyukai gaya kritik Ikhsan kepada Gubernur DKI Jakarta Ahok di Twitter, atau pernah menyebut Jokowi mirip Andhika yang kebanyakan janji.
Kritikan Modjo melalui twitter jadi bumerang dan mengarah isu penjegalannya menuju Tangsel 1, melalui buzzer-buzzer paslon lain. Khususnya pasangan Airin-Benyamin yang merasa sering diserang pendukung Ikhsan.
Saling sahut antara pendukung Arsid-Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri dengan pendukung paslon lainnya pun tak kalah seru, khususnya dengan pendukung Ikhsan. Partai pendukung Arsid, yakni PDIP menjadi arah serangan pendukung Ikhsan yang kerap mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK.
Begitupula dengan pendukung Airin, ini persoalan lama Pilkada Tangsel 2010. Arsid dan pendukungnya memang dikenal sebagai kelompok yang cukup keras mengkritisi "Dinasti Ratu Atut".
Peta saling sahut dan menyerang di Twitter ini diakui cukup mendominasi perbincangan Pilkada serentak di twitter Indonesia. Tak sedikit politisi nasional dan publik figur ikut membicarakan Pilkada Tangsel di Twitter. Hingga saat ini "perang" antar akun-akun buzzer pasangan calon makin memanas.
medcom.id, Jakarta: Larangan kepada pasangan bakal calon pilkada beriklan dan pemberitaan khusus di media massa, membuat media sosial menjadi arena mencari simpati calon pemilih. Lebih jauh lagi, saling menjatuhkan juga tak terelakkan.
Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) belakangan menjadi perhatian netizen. Aksi 'perang' antar buzzer pasangan calon walikota semakin hari semakin memanas.
Pasangan petahana Airin Rachmi Diyani - Benyamin Davnie mendapat serangan yang gencar. Serangan kepadanya banyak dikaitkan dengan Wawan (suami) dan Atur Chosiyah (kakak ipar) dalam kasus suap sengketa hasil pilkada terhadap Akil Muchtar semasa mengetuai MK.
Terakhir yang cukup santer adalah temuan dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan Airin-Benyamin. Salah satunya adalah merebaknya stiker tanda lunas PBB dengan wajah Airin-Benyamin di dalamnya. Kasus ini mendorong Panwaslu Tangsel meminta keterangan Airin-Benyamin.
Serangan paling kuat kepada Airin-Benyamin terlihat dari pendukung pasangan Ikhsan Modjo - Li Claudia Chandra yang memang mendominasi di Twitter. Kubu Ikhsan juga mengarahkan kritiknya ke KPUD Tangsel, yang dinilai KPUD cenderung membiarkan pelanggaran-pelanggaran Paslon dalam kampanye, khususnya calon petahana.
Ikhsan Modjo pun juga mendapat serangan di Twitter. Serangan terhadap ekonom yang didukung Partai Demokrat ini lebih cenderung mengkritik sikap. Hingga kini, sejumlah netizen masih kurang menyukai gaya kritik Ikhsan kepada Gubernur DKI Jakarta Ahok di Twitter, atau pernah menyebut Jokowi mirip Andhika yang kebanyakan janji.
Kritikan Modjo melalui twitter jadi bumerang dan mengarah isu penjegalannya menuju Tangsel 1, melalui buzzer-buzzer paslon lain. Khususnya pasangan Airin-Benyamin yang merasa sering diserang pendukung Ikhsan.
Saling sahut antara pendukung Arsid-Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri dengan pendukung paslon lainnya pun tak kalah seru, khususnya dengan pendukung Ikhsan. Partai pendukung Arsid, yakni PDIP menjadi arah serangan pendukung Ikhsan yang kerap mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK.
Begitupula dengan pendukung Airin, ini persoalan lama Pilkada Tangsel 2010. Arsid dan pendukungnya memang dikenal sebagai kelompok yang cukup keras mengkritisi "Dinasti Ratu Atut".
Peta saling sahut dan menyerang di Twitter ini diakui cukup mendominasi perbincangan Pilkada serentak di twitter Indonesia. Tak sedikit politisi nasional dan publik figur ikut membicarakan Pilkada Tangsel di Twitter. Hingga saat ini "perang" antar akun-akun buzzer pasangan calon makin memanas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)