medcom.id, Jakarta: Warga Jakarta yang menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di Planetarium juga menggelar salat di pelataran dan musala kawasan Taman Ismail Marzuki. Salat dilakukan bergantian karena lokasi yang dipadati lebih dari 10 ribu orang itu tak memungkinkan menampung banyak jemaah.
Berdasarkan pantauan Metrotvnews.com, salat pertama dilaksanakan sekitar pukul 07.12 WIB di pelataraan Planetarium. Sementara di musala, salat secara bergantian dilaksanakan hingga pukul 08.30 WIB.
Pengunjung Planetarium memang membludak hari ini. Pengelola Planetarium menyediakan sekitar 4.700 kacamata GMT gratis untuk warga. Tak disangka, warga yang datang bahkan lebih dari dua kali lipat perkiraan pengelola.
Kacamata GMT gratis menjadi rebutan. Namun, kehabisan kacamata tak membuat masyarakat kecewa. Kebanyakan mereka membawa alat sendiri, bisa berupa film rontgen sampai membuat kotak proyeksi gerhana sendiri.
GMT berakhir di Ternate sekira pukul 09.55 WIT. GMT di wilayah itu berlangsung selama 2 menit 39 detik. Gerhana tertutup sempurna membentuk cincin api. Seketika, Ternate menjadi gelap selayaknya suasana jelang Magrib.
Sebelumnya GMT sempat menyambangi Belitung, Sigi, Palu dan beberapa kota lain. Setelah menyambangi Ternate, GMT menurut peneliti bakal berakhir di Samudera Pasifik.
medcom.id, Jakarta: Warga Jakarta yang menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di Planetarium juga menggelar salat di pelataran dan musala kawasan Taman Ismail Marzuki. Salat dilakukan bergantian karena lokasi yang dipadati lebih dari 10 ribu orang itu tak memungkinkan menampung banyak jemaah.
Berdasarkan pantauan
Metrotvnews.com, salat pertama dilaksanakan sekitar pukul 07.12 WIB di pelataraan Planetarium. Sementara di musala, salat secara bergantian dilaksanakan hingga pukul 08.30 WIB.
Pengunjung Planetarium memang membludak hari ini. Pengelola Planetarium menyediakan sekitar 4.700 kacamata GMT gratis untuk warga. Tak disangka, warga yang datang bahkan lebih dari dua kali lipat perkiraan pengelola.
Kacamata GMT gratis menjadi rebutan. Namun, kehabisan kacamata tak membuat masyarakat kecewa. Kebanyakan mereka membawa alat sendiri, bisa berupa film rontgen sampai membuat kotak proyeksi gerhana sendiri.
GMT berakhir di Ternate sekira pukul 09.55 WIT. GMT di wilayah itu berlangsung selama 2 menit 39 detik. Gerhana tertutup sempurna membentuk cincin api. Seketika, Ternate menjadi gelap selayaknya suasana jelang Magrib.
Sebelumnya GMT sempat menyambangi Belitung, Sigi, Palu dan beberapa kota lain. Setelah menyambangi Ternate, GMT menurut peneliti bakal berakhir di Samudera Pasifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)