Cendekiawan muslim Ahmad Syafii Maarif - MTVN/Damar Iradat
Cendekiawan muslim Ahmad Syafii Maarif - MTVN/Damar Iradat

Buya Maarif Tegaskan Tak Perlu Lagi Pertentangkan Dasar Negara

Damar Iradat • 31 Maret 2017 07:53
medcom.id, Jakarta: Cendekiawan muslim Ahmad Syafii Maarif mengatakan tidak perlu lagi ada perdebatan soal dasar negara, antara Pancasila dan Islam. Pancasila sebagai dasar negara sudah berdiri kokoh sejak kemerdekaan tahun 1945.
 
Sosok yang akrab disapa Buya Syafii Maarif itu mengatakan, Pancasila dan paham Islam sempat diperdebatkan sebagai dasar negara. Apalagi, dalam perjalanannya, kelompok-kelompok Islam radikal sempat ingin menjadikan paham Islam sebagai dasar negara Indonesia.
 
"Dulu pernah bertempur itu, Islam dan Pancasila. Tahun 1945-1950 an, di sidang-sidang kostituante," kata Buya Syafii dalam orasi kebangsaan di acara Milad ke-34 tahun penerbit Mizan, di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 30 Maret 2017. 

Ia menceritakan, saat itu bangsa Indonesia dihadapkan pada pilihan soal dasar negara. Mula-mula pada sidang konstituante ada tiga dasar yang diusulkan; Pancasila, Islam, dan sosial-ekonomi.
 
Namun, lanjut Buya Syafii, karena pendukung paham sosial ekonomi tidak banyak, maka mereka bergabung dengan Pancasila. Tidak hanya paham sosial ekonomi, paham komunis saat itu juga lebih condong ke Pancasila.
 
Mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini menegaskan, Indonesia beruntung memiliki filsafat negara yang hebat dari warisan Presiden pertama, Soekarno. Kendati begitu, Pancasila awalnya juga tak sempurna.
 
"Mula-mula, di pidato tanpa teks itu, itu kan sila Ketuhanan di nomor lima sebenarnya. Pertama itu kebangsaan, nasionalisme. Kemudian, ada perdebatan panjang, dan 22 Juni 1945 lahir Piagam Jakarta," ucap dia. 
 
Buya Syafii juga sempat menceritakan bagaimana saat muda ia bergabung dengan organisasi Islam, Masyumi dan bersikeras membela negara Islam. Namun, perlahan, setelah mempelajari Al-Quran dan buku-buku klasik, ia menyadari, tidak ada yang namanya negara Islam.
 
"Yang ada Daulah Umawiyah, Daulah Abbasiyah, Daulah Turki Usmani. Pakai nama-nama itu. Jadi, sebenarnya tidak ada lagi yang kita pertentangkan antara Islam dan Pancasila. Dan umat Islam mayoritas mutlak menerima itu," tegas dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan