Jakarta: Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM bersama Media Group memberikan pengarahan kepemimpinan dan seminar strategi komunikasi. Salah satu yang difokuskan adalah mengendalikan krisis di lembaga melalui penyamaan persepsi.
Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong menjelaskan krisis lembaga umumnya karena persepsi, bukan persoalan fakta. Untuk itu, kata dia, pembangunan persepsi melalui media diperlukan.
"Mengatasi krisis dengan menyelaraskan agenda. Tingkat pertama, kita bangun persepsi dulu. Sebab, itu salah satu kiatnya. Mungkin kita belum punya persepsi, tapi kita bisa menyampaikan kepada publik lewat media," kata Usman di Gedung Ditjen Imigrasi, Ruang Sanoaji, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 2 April 2018.
Usman merincikan bagaimana cara mengatasi krisis 'zaman now'. Pertama, krisis sering kali terjadi akibat terbentuknya persepsi negatif di benak publik. Persepsi publik itu bisa muncul melalui media mainstream dan media sosial.
"Kedua, lembaga yang risiko krisisnya besar, lebih baik mempunyai tim siber," tambah Usman.
Krisis yang diakibatkan persepsi negatif di media mesti dihadapi dengan kontra narasi dan narasi alternatif. Kontra narasi menjadi bantahan lembaga terhadap suatu isu atau masalah yang dapat menimbulkan persepsi baru bagi publik.
"Narasi alternatif adalah sesuatu yang baik yang kita sampaikan ke publik. Semoga dengan begitu, krisis dapat dikendalikan," pungkas Usman.
Jakarta: Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM bersama Media Group memberikan pengarahan kepemimpinan dan seminar strategi komunikasi. Salah satu yang difokuskan adalah mengendalikan krisis di lembaga melalui penyamaan persepsi.
Direktur Pemberitaan
Media Indonesia Usman Kansong menjelaskan krisis lembaga umumnya karena persepsi, bukan persoalan fakta. Untuk itu, kata dia, pembangunan persepsi melalui media diperlukan.
"Mengatasi krisis dengan menyelaraskan agenda. Tingkat pertama, kita bangun persepsi dulu. Sebab, itu salah satu kiatnya. Mungkin kita belum punya persepsi, tapi kita bisa menyampaikan kepada publik lewat media," kata Usman di Gedung Ditjen Imigrasi, Ruang Sanoaji, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 2 April 2018.
Usman merincikan bagaimana cara mengatasi krisis 'zaman
now'. Pertama, krisis sering kali terjadi akibat terbentuknya persepsi negatif di benak publik. Persepsi publik itu bisa muncul melalui media
mainstream dan media sosial.
"Kedua, lembaga yang risiko krisisnya besar, lebih baik mempunyai tim siber," tambah Usman.
Krisis yang diakibatkan persepsi negatif di media mesti dihadapi dengan kontra narasi dan narasi alternatif. Kontra narasi menjadi bantahan lembaga terhadap suatu isu atau masalah yang dapat menimbulkan persepsi baru bagi publik.
"Narasi alternatif adalah sesuatu yang baik yang kita sampaikan ke publik. Semoga dengan begitu, krisis dapat dikendalikan," pungkas Usman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)