Jakarta: Umat beragama di Indonesia harus berperan mendorong kemasalahatan atau kebaikan bagi bangsa. Salah satu cara dengan menjauhi hoaks.
"Memperoleh informasi atau ilmu dari sumber yang bisa dipercaya. Bukan didasari oleh dugaan-dugaan dan dorongan hawa nafsu," ujar akademisi Pergurusn Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Nur Rofiah melalui keterangan tertulis, Selasa, 11 Mei 2021.
Dalam diskusi virtual, Nur menyebut tiap umat beragama, khususnya umat muslim, wajib menimba ilmu sesuai kaidah dan didasari sumber yang jelas. Praktik beragama seperti itu dikatakan memberi kebaikan bagi lingkungannya.
Sebaliknya, beragama tanpa ilmu yang jelas bisa merusak relasi antarumat. Apalagi, informasi yang didapat berasal dari sumber tak jelas, bahkan hoaks.
Sebab, ada potensi meyakini hal-hal buruk sebagagi sesuatu yang baik. Namun, dalam kenyataaannya hal tersebut merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca: Umat Muslim Didorong Menginisiasi Gerakan Antihoaks
“Maka perlu ilmu. Tidak yang asal-asalan semisal ingin berbuat baik tapi caranya membahayakan,” kata dia.
Menurut Nur Rofiah, setiap umat beragama wajib memperdalam ilmu dengan bertanya pada guru dan menelaah pengalaman. Dia mengatakan menimba ilmu tak harus melalui bangku sekolah.
Sebab, tiap umat sudah dibekali akal dan hati nurani untuk berpikir. Khususnya, dalam mengolah pengalaman menjadi ilmu pengetahuan.
"Memilah mana yang baik dan yang buruk adalah dengan akal, lalu memilih atau berkomitmen yang baik itu dengan hati nurani," kata dia dalam diskusi yang diinisiasi BKNP PDIP tersebut.
Jakarta: Umat beragama di Indonesia harus berperan mendorong kemasalahatan atau kebaikan bagi bangsa. Salah satu cara dengan menjauhi
hoaks.
"Memperoleh informasi atau ilmu dari sumber yang bisa dipercaya. Bukan didasari oleh dugaan-dugaan dan dorongan hawa nafsu," ujar akademisi Pergurusn Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Nur Rofiah melalui keterangan tertulis, Selasa, 11 Mei 2021.
Dalam diskusi virtual, Nur menyebut tiap umat beragama, khususnya umat muslim, wajib menimba ilmu sesuai kaidah dan didasari sumber yang jelas. Praktik beragama seperti itu dikatakan memberi kebaikan bagi lingkungannya.
Sebaliknya, beragama tanpa ilmu yang jelas bisa merusak relasi antarumat. Apalagi, informasi yang didapat berasal dari sumber tak jelas, bahkan
hoaks.
Sebab, ada potensi meyakini hal-hal buruk sebagagi sesuatu yang baik. Namun, dalam kenyataaannya hal tersebut merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca:
Umat Muslim Didorong Menginisiasi Gerakan Antihoaks
“Maka perlu ilmu. Tidak yang asal-asalan semisal ingin berbuat baik tapi caranya membahayakan,” kata dia.
Menurut Nur Rofiah, setiap umat beragama wajib memperdalam ilmu dengan bertanya pada guru dan menelaah pengalaman. Dia mengatakan menimba ilmu tak harus melalui bangku sekolah.
Sebab, tiap umat sudah dibekali akal dan hati nurani untuk berpikir. Khususnya, dalam mengolah pengalaman menjadi ilmu pengetahuan.
"Memilah mana yang baik dan yang buruk adalah dengan akal, lalu memilih atau berkomitmen yang baik itu dengan hati nurani," kata dia dalam diskusi yang diinisiasi BKNP PDIP tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)