medcom.id, Surabaya: Mengidentifikasi jenazah korban kecelakaan AirAsia QZ8501 bukan pekerjaan yang mudah. Kondisi jenazah yang sudah rusak, membuat tim Disaster Victim Identification (DVI) harus ekstra bekerja keras. Termasuk tim DVI dari negeri jiran.
Mereka hanya memiliki waktu singkat untuk beristirahat di tengah usaha mengidentifikasi sembilan jenazah yang sudah berada di ruang identifikasi Polda Jawa Timur. Salah satu cara mereka melepas lelah, menyeruput kopi instan yang dibagikan secara gratis oleh relawan.
Siapa sangka, DVI dari negeri tetangga, Malaysia kepincut dengan kopi instan ini. Terlebih, di tengah cuaca Surabaya yang mendung.
Kamis (15/1/2015) siang, terlihat lima anggota DVI Malaysia yang sedang bersantai di kedai kopi berbentuk mobil. Ada empat petugas laki-laki dan seorang petugas perempuan.
Kelima petugas itu mengenakan seragam berwarna hitam dengan tulisan DVI Malaysia berwarna putih di punggung. Di dadanya ada lambang sidik jari, sedangkan di lengan ada bendera Malaysia.
"Nah ini, jangan ngaku pencinta kopi kalau belum minum kopi," ujar seorang di antaranya, di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Kamis (15/1/2015).
Celetukan petugas yang meniru iklan kopi itu disambut tawa teman-temannya. Beberapa anggota DVI Malaysia pun ikut memesan kopi yang sama.
Pada kesempatan yang sama, mereka mengaku sudah bertugas di Crisis Center AirAsia selama dua minggu. Bagi mereka, ini adalah tugas kemanusiaan yang tak pandang batas wilayah.
Namun, belum bercerita banyak, kelima petugas itu terpaksa pergi. Waktu istirahatnya yang sedikit membuat mereka harus bergegas makan siang. "Kita mau lunch dulu ya," ucap mereka seraya pergi.
medcom.id, Surabaya: Mengidentifikasi jenazah korban kecelakaan AirAsia QZ8501 bukan pekerjaan yang mudah. Kondisi jenazah yang sudah rusak, membuat tim Disaster Victim Identification (DVI) harus ekstra bekerja keras. Termasuk tim DVI dari negeri jiran.
Mereka hanya memiliki waktu singkat untuk beristirahat di tengah usaha mengidentifikasi sembilan jenazah yang sudah berada di ruang identifikasi Polda Jawa Timur. Salah satu cara mereka melepas lelah, menyeruput kopi instan yang dibagikan secara gratis oleh relawan.
Siapa sangka, DVI dari negeri tetangga, Malaysia kepincut dengan kopi instan ini. Terlebih, di tengah cuaca Surabaya yang mendung.
Kamis (15/1/2015) siang, terlihat lima anggota DVI Malaysia yang sedang bersantai di kedai kopi berbentuk mobil. Ada empat petugas laki-laki dan seorang petugas perempuan.
Kelima petugas itu mengenakan seragam berwarna hitam dengan tulisan DVI Malaysia berwarna putih di punggung. Di dadanya ada lambang sidik jari, sedangkan di lengan ada bendera Malaysia.
"Nah ini, jangan ngaku pencinta kopi kalau belum minum kopi," ujar seorang di antaranya, di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Kamis (15/1/2015).
Celetukan petugas yang meniru iklan kopi itu disambut tawa teman-temannya. Beberapa anggota DVI Malaysia pun ikut memesan kopi yang sama.
Pada kesempatan yang sama, mereka mengaku sudah bertugas di Crisis Center AirAsia selama dua minggu. Bagi mereka, ini adalah tugas kemanusiaan yang tak pandang batas wilayah.
Namun, belum bercerita banyak, kelima petugas itu terpaksa pergi. Waktu istirahatnya yang sedikit membuat mereka harus bergegas makan siang. "Kita mau
lunch dulu ya," ucap mereka seraya pergi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)