medcom.id, Jakarta: Menjadi pemegang tokat komando evakuasi AirAsia QZ8501 bukan perkara mudah. Jiwa, raga, dan waktu harus siap dikorbankan demi menuntaskan tugas besar tersebut.
Hal itulah yang kini dialami Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo. Raut muka lelah tampak jelas di wajahnya. Matanya merah menyala seakan kurang tidur.
Tugas memantau pergerakan tim pencari di lokasi evakuasi Selat Karimata, Kalimantan Tengah, memaksa Soelistyo untuk menginap di kantor Basarnas dalam sepuluh hari terakhir. Kecelakaan pesawat jenis Airbus A 320-200 yang terjadi pada Minggu (28/12/2014) ini telah menyita banyak waktu dia.
"Saya itu rata-rata selesai tugas malam. Itu antara pukul 01.30 dan pukul 02.00 nanti jam lima dan setengah enam sudah bangun lagi," kata dia di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2015).
Waktu Soelistyo untuk bercengkrama dengan keluarga pun akhirnya berkurang. Sampai-sampai ia pun mengaku merindukan anggota keluarganya tersebut. "Saya ada anak, ada cucu ya pasti rasa kangen ada. Meskipun saya militer tapi kalau keluarga ya ada rasa kangen. Tapi kangenya itu mereka datang ke Kantor Basarnas untuk nengok," ungkap dia.
Beruntung dua hari yang lalu keluarga Soelistyo sempat menjenguknya di Kantor Basarnas sehingga rasa rindunya terobati. Soelistyo pun senang dapat berkumpul lagi dengan keluarga walau hanya sejenak. "Ya biasalah (kita sekeluarga) gojek-gojek (bercanda-bercanda)," ucap Perwira Tinggi Angakatan Udara berbinta tiga itu.
Soelistyo menuturkan, keluarga mendukung penuh dirinya agar bisa menuntaskan misi pencarian terhadap 155 penumpang dan tujuh kru serta kotak hitam pesawat nahas itu. Sama seperti keluarga korban, keluarga Soelistyo pun berharap semua korban dapat ditemukan. "Ada (anggota keluarga) nanya 'kok enggak pulang-pulang'," canda dia.
medcom.id, Jakarta: Menjadi pemegang tokat komando evakuasi AirAsia QZ8501 bukan perkara mudah. Jiwa, raga, dan waktu harus siap dikorbankan demi menuntaskan tugas besar tersebut.
Hal itulah yang kini dialami Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo. Raut muka lelah tampak jelas di wajahnya. Matanya merah menyala seakan kurang tidur.
Tugas memantau pergerakan tim pencari di lokasi evakuasi Selat Karimata, Kalimantan Tengah, memaksa Soelistyo untuk menginap di kantor Basarnas dalam sepuluh hari terakhir. Kecelakaan pesawat jenis Airbus A 320-200 yang terjadi pada Minggu (28/12/2014) ini telah menyita banyak waktu dia.
"Saya itu rata-rata selesai tugas malam. Itu antara pukul 01.30 dan pukul 02.00 nanti jam lima dan setengah enam sudah bangun lagi," kata dia di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2015).
Waktu Soelistyo untuk bercengkrama dengan keluarga pun akhirnya berkurang. Sampai-sampai ia pun mengaku merindukan anggota keluarganya tersebut. "Saya ada anak, ada cucu ya pasti rasa kangen ada. Meskipun saya militer tapi kalau keluarga ya ada rasa kangen. Tapi kangenya itu mereka datang ke Kantor Basarnas untuk nengok," ungkap dia.
Beruntung dua hari yang lalu keluarga Soelistyo sempat menjenguknya di Kantor Basarnas sehingga rasa rindunya terobati. Soelistyo pun senang dapat berkumpul lagi dengan keluarga walau hanya sejenak. "Ya biasalah (kita sekeluarga) gojek-gojek (bercanda-bercanda)," ucap Perwira Tinggi Angakatan Udara berbinta tiga itu.
Soelistyo menuturkan, keluarga mendukung penuh dirinya agar bisa menuntaskan misi pencarian terhadap 155 penumpang dan tujuh kru serta kotak hitam pesawat nahas itu. Sama seperti keluarga korban, keluarga Soelistyo pun berharap semua korban dapat ditemukan. "Ada (anggota keluarga) nanya 'kok enggak pulang-pulang'," canda dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)