medcom.id, Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bersama grup band Slank kembali menggelar konser perbatasan Merah Putih untuk menggelorakan semangat pembangunan dan nasionalisme warga, khususnya masyarakat perbatasan. Kali ini, konser perbatasan Merah Putih digelar di Atambua Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 31 Mei 2016.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, menyatakan salah satu prioritas pemerintahan Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawa Cita adalah membangun Indonesia dari pinggiran, alias dari desa-desa dan dari perbatasan.
"Maksud dan tujuan konser Slank di perbatasan untuk menyemangati daerah-daerah kita di perbatasan supaya pembangunan di perbatasan semakin cepat dan diwujudkan bersama-sama,” ujar Mawan dalam keterangan tertulis, Selasa (31/5/2016).
Konser perbatasan Slank di Atambua yang berbatasan dengan Republik Demokrat Timor Leste ini adalah gelaran kedua, setelah sebelumnya juga digelar di Singkawang Klaimantan Barat, 15 Mei lalu. Menurut Marwan, daerah-daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga ini adalah pintu gerbang Indonesia yang harus mendapatkan perhatian khusus. “Spirit nasionalisme harus terus dikumandangkan dan pembangunan di daerah terdepan RI ini tidak boleh lagi terabaikan,” katanya.
Adapun alasan Kemendes PDTT menggandeng Slank dalam Konser di Perbatasan, karena band ini memiliki pesan kuat dalam lagu-lagunya. Termasuk dalam tiga persoalan pokok yang digarisbawahi di daerah perbatasan. Antara lain masalah narkoba, terorisme, dan perdagangan manusia. Dalam hal ini, Slank dianggap relevan dalam menyampaikan pesan-pesan moral tersebut, selain untuk menggugah kebudayaan di daerah perbatasan.
Menurut Marwan, setidaknya ada 41 kabupaten/kota di Tanah Air yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Pemerintah dalam hal ini terus berupaya agar pembangunan berjalan optimal. Pembangunan juga diprioritaskan untuk mengurangi disparitas yang selama ini masih terjadi, baik Jawa-luar Jawa, desa-kota, dan pusat-pinggiran. “Berbagai program pembangunan sudah digencarkan di semua daerah perbatasan oleh pemerintahan Jokowi-JK,” kata Marwan.
Meski demikian, ia melanjutkan, tekad membangun perbatasan tidak cukup hanya dijalankan pemerintah pusat. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah, kalangan usaha dan warga di perbatasan. Secara khusus, Marwan juga mengajak kepada para penggemar Slank, untuk menjauhi narkoba dan turut serta membangun perbatasan.
“Guna menuntaskan ketertinggalan, sudah waktunya perbatasan negara menjadi pusat pertumbuhan dan investasi. Dengan cara mengoptimalkan berbagai potensi yang ada di daerah perbatasan masing-masing,” kata dia.
Ia menjelaskan, tugas utama pemerintah dalam menuntaskan ketertinggalan perbatasan tersebut adalah dengan menyiapkan infrastruktur dan menyediakan investasi dasar seperti listrik, air bersih, telekomunikasi, dan sebagainya. Serta insentif khusus kepada pengusaha yang mau berinvestasi di daerah perbatasan.
Bupati Belu, Willy Lay, mengapresisasi upaya Kemendes PDTT dan Indihome Telkom yang menggelorakan semangat pembangunan, melalui konser Slank di perbatasan. Konser tersebut pun mendapat respon positif tidak hanya dari warga Atambua, namun juga dari daerah sekitar seperti Kupang, bahkan Timor Leste.
"Langkah Kemendes PDTT menghadirkan konser ini sangat tepat, memberi semangat pada masyarakat perbatasan dan tekad pemerintah membangun dari pinggiran lebih terasa," kata Willy.
Ia berharap, Konser Perbatasan tersebut dapat menjadi sinyal positif bagi pembangunan dan kemajuan Atambua sebagai salah satu daerah perbatasan dengan negara negara tetangga. “Kami sedang menghimpun potensi-potensi apa saja yang bisa dikembangkan dan bisa menarik minat investor,” imbuh Willy.
Vokalis Slank, Kaka, juga menegaskan bahwa semangat membangun perbatasan dan memperkokoh nasionalisme menjadi warna dalam konser tersebut. Setelah di tampil perdana di Singkawang yang merupakan perbatasan Indonesia dan Malaysia beberapa waktu lalu, Kaka mengaku ingin lebih memperkuat semangat nasionalisme warga perbatasan.
"Sudah seharusnya warga perbatasan memiliki rasa nasionalisme yang lebih tinggi," tutur Kaka.
Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Atambua untuk bersama-sama membangun daerahnya. "Bangunlah daerah sendiri, ciptakan lapangan pekerjaan, kalaupun harus bekerja di luar, bawa hasilnya untuk membangun Atambua," kata Kaka.
Personel Slank lainnya, Bimbim, menilau pembangunan di daerah perbatasan mutlak dilakukan. Tekad pemerintah saat ini lewat Kemendes PDTT patut diapresiasi. Bimbim melihat banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan untuk membangun Atambua.
“Jangan biarkan warga perbatasan melihat rumput tetangga lebih hijau. Warga perbatasan harus tetap bangga pada Indonesia yang memiliki Pancasila dan juga memiliki slank. Saya lihat pantai-pantai indah di sini misalnya, belum dikelola dengan baik. Tentu ini bisa dikembangkan sebagai wisata bahari,” kata Bimbim.
medcom.id, Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bersama grup band Slank kembali menggelar konser perbatasan Merah Putih untuk menggelorakan semangat pembangunan dan nasionalisme warga, khususnya masyarakat perbatasan. Kali ini, konser perbatasan Merah Putih digelar di Atambua Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 31 Mei 2016.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, menyatakan salah satu prioritas pemerintahan Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawa Cita adalah membangun Indonesia dari pinggiran, alias dari desa-desa dan dari perbatasan.
"Maksud dan tujuan konser Slank di perbatasan untuk menyemangati daerah-daerah kita di perbatasan supaya pembangunan di perbatasan semakin cepat dan diwujudkan bersama-sama,” ujar Mawan dalam keterangan tertulis, Selasa (31/5/2016).
Konser perbatasan Slank di Atambua yang berbatasan dengan Republik Demokrat Timor Leste ini adalah gelaran kedua, setelah sebelumnya juga digelar di Singkawang Klaimantan Barat, 15 Mei lalu. Menurut Marwan, daerah-daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga ini adalah pintu gerbang Indonesia yang harus mendapatkan perhatian khusus. “Spirit nasionalisme harus terus dikumandangkan dan pembangunan di daerah terdepan RI ini tidak boleh lagi terabaikan,” katanya.
Adapun alasan Kemendes PDTT menggandeng Slank dalam Konser di Perbatasan, karena band ini memiliki pesan kuat dalam lagu-lagunya. Termasuk dalam tiga persoalan pokok yang digarisbawahi di daerah perbatasan. Antara lain masalah narkoba, terorisme, dan perdagangan manusia. Dalam hal ini, Slank dianggap relevan dalam menyampaikan pesan-pesan moral tersebut, selain untuk menggugah kebudayaan di daerah perbatasan.
Menurut Marwan, setidaknya ada 41 kabupaten/kota di Tanah Air yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Pemerintah dalam hal ini terus berupaya agar pembangunan berjalan optimal. Pembangunan juga diprioritaskan untuk mengurangi disparitas yang selama ini masih terjadi, baik Jawa-luar Jawa, desa-kota, dan pusat-pinggiran. “Berbagai program pembangunan sudah digencarkan di semua daerah perbatasan oleh pemerintahan Jokowi-JK,” kata Marwan.
Meski demikian, ia melanjutkan, tekad membangun perbatasan tidak cukup hanya dijalankan pemerintah pusat. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah, kalangan usaha dan warga di perbatasan. Secara khusus, Marwan juga mengajak kepada para penggemar Slank, untuk menjauhi narkoba dan turut serta membangun perbatasan.
“Guna menuntaskan ketertinggalan, sudah waktunya perbatasan negara menjadi pusat pertumbuhan dan investasi. Dengan cara mengoptimalkan berbagai potensi yang ada di daerah perbatasan masing-masing,” kata dia.
Ia menjelaskan, tugas utama pemerintah dalam menuntaskan ketertinggalan perbatasan tersebut adalah dengan menyiapkan infrastruktur dan menyediakan investasi dasar seperti listrik, air bersih, telekomunikasi, dan sebagainya. Serta insentif khusus kepada pengusaha yang mau berinvestasi di daerah perbatasan.
Bupati Belu, Willy Lay, mengapresisasi upaya Kemendes PDTT dan Indihome Telkom yang menggelorakan semangat pembangunan, melalui konser Slank di perbatasan. Konser tersebut pun mendapat respon positif tidak hanya dari warga Atambua, namun juga dari daerah sekitar seperti Kupang, bahkan Timor Leste.
"Langkah Kemendes PDTT menghadirkan konser ini sangat tepat, memberi semangat pada masyarakat perbatasan dan tekad pemerintah membangun dari pinggiran lebih terasa," kata Willy.
Ia berharap, Konser Perbatasan tersebut dapat menjadi sinyal positif bagi pembangunan dan kemajuan Atambua sebagai salah satu daerah perbatasan dengan negara negara tetangga. “Kami sedang menghimpun potensi-potensi apa saja yang bisa dikembangkan dan bisa menarik minat investor,” imbuh Willy.
Vokalis Slank, Kaka, juga menegaskan bahwa semangat membangun perbatasan dan memperkokoh nasionalisme menjadi warna dalam konser tersebut. Setelah di tampil perdana di Singkawang yang merupakan perbatasan Indonesia dan Malaysia beberapa waktu lalu, Kaka mengaku ingin lebih memperkuat semangat nasionalisme warga perbatasan.
"Sudah seharusnya warga perbatasan memiliki rasa nasionalisme yang lebih tinggi," tutur Kaka.
Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Atambua untuk bersama-sama membangun daerahnya. "Bangunlah daerah sendiri, ciptakan lapangan pekerjaan, kalaupun harus bekerja di luar, bawa hasilnya untuk membangun Atambua," kata Kaka.
Personel Slank lainnya, Bimbim, menilau pembangunan di daerah perbatasan mutlak dilakukan. Tekad pemerintah saat ini lewat Kemendes PDTT patut diapresiasi. Bimbim melihat banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan untuk membangun Atambua.
“Jangan biarkan warga perbatasan melihat rumput tetangga lebih hijau. Warga perbatasan harus tetap bangga pada Indonesia yang memiliki Pancasila dan juga memiliki slank. Saya lihat pantai-pantai indah di sini misalnya, belum dikelola dengan baik. Tentu ini bisa dikembangkan sebagai wisata bahari,” kata Bimbim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADM)