Jakarta: Mezzanin Tower 2 Gedung BEI yang runtuh Senin lalu disebabkan kelebihan beban. Hal tersebut diketahui dari hasil pengecekan bangunan yang dilakukan Cushman & Wakefield Indonesia selaku pengelola Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Director of Cushman & Wakefield Indonesia, Farida Riyadi mengatakan pihaknya telah menggandeng beberapa konsultan bangunan untuk melakukan assasement test terhadap keamanan gedung BEI. Hasilnya didapatkan tiga poin utama.
"Pertama struktur yang mengalami kegagalan merupakan struktur sekunder bukan struktur utama gedung," ujar Farida di Gedung BEI, Kawasan Pusat Niaga Terpadu Sudirman, Jakarta, Selasa 16 Januari 2018.
Baca juga: Tower II BEI Dibangun Kontraktor dari Korsel
Farida memastikan selain struktur sekunder tersebut, struktur utama gedung aman. Dengan demikian, Gedung BEI baik Tower 1 maupun Tower 2 relatif masih aman untuk digunakan.
"Kedua, kegagalan terjadi karena kapasitas sambungan penggantung lantai mezzanin menampung beban berlebih," beber Farida.
Baca juga: Musibah di BEI Disebut Murni Kecelakaan
Meski begitu, Farida mengaku tak memiliki data berapa kapasitas beban yang mampu ditampung oleh sambungan penggantung lantai mezzanin maupun seberapa berat beban ketika peristiwa itu terjadi. Namun ia mengklaim data tersebut dimiliki oleh konsultan bangunan.
"Ketiga, Tower 1 dan 2 Gedung BEI adalah dua struktur independen yang terpisah," tukas Farida.
Meski begitu, Farida mengatakan selama masa penyelidikan oleh tim Puslabfor, mezzanin di Tower 1 tak akan difungsikan.
Pengelola gedung BEI menggandeng empat konsultan untuk melakukan assesement test terhadap keamanan gedung BEI. Konsultan tersebut diantaranya LAB Struktur dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia, PT Gistama Inti Semesta, PT Arkonin, serta PT Remata Jasa Optim.
Jakarta: Mezzanin Tower 2 Gedung BEI yang runtuh Senin lalu disebabkan kelebihan beban. Hal tersebut diketahui dari hasil pengecekan bangunan yang dilakukan Cushman & Wakefield Indonesia selaku pengelola Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Director of Cushman & Wakefield Indonesia, Farida Riyadi mengatakan pihaknya telah menggandeng beberapa konsultan bangunan untuk melakukan assasement test terhadap keamanan gedung BEI. Hasilnya didapatkan tiga poin utama.
"Pertama struktur yang mengalami kegagalan merupakan struktur sekunder bukan struktur utama gedung," ujar Farida di Gedung BEI, Kawasan Pusat Niaga Terpadu Sudirman, Jakarta, Selasa 16 Januari 2018.
Baca juga: Tower II BEI Dibangun Kontraktor dari Korsel
Farida memastikan selain struktur sekunder tersebut, struktur utama gedung aman. Dengan demikian, Gedung BEI baik Tower 1 maupun Tower 2 relatif masih aman untuk digunakan.
"Kedua, kegagalan terjadi karena kapasitas sambungan penggantung lantai mezzanin menampung beban berlebih," beber Farida.
Baca juga: Musibah di BEI Disebut Murni Kecelakaan
Meski begitu, Farida mengaku tak memiliki data berapa kapasitas beban yang mampu ditampung oleh sambungan penggantung lantai mezzanin maupun seberapa berat beban ketika peristiwa itu terjadi. Namun ia mengklaim data tersebut dimiliki oleh konsultan bangunan.
"Ketiga, Tower 1 dan 2 Gedung BEI adalah dua struktur independen yang terpisah," tukas Farida.
Meski begitu, Farida mengatakan selama masa penyelidikan oleh tim Puslabfor, mezzanin di Tower 1 tak akan difungsikan.
Pengelola gedung BEI menggandeng empat konsultan untuk melakukan assesement test terhadap keamanan gedung BEI. Konsultan tersebut diantaranya LAB Struktur dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia, PT Gistama Inti Semesta, PT Arkonin, serta PT Remata Jasa Optim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CIT)