medcom.id, Jakarta: Pesawat AirAsia QZ8501 telah ditemukan keberadaannya oleh Badan SAR Nasional dan tim gabungan, dalam tempo dua hari sejak dinyatakan hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014.
Keadaan yang berubah drastis dalam 24 jam terakhir membuat Basarnas merombak rencana pencarian dan peralatan yang dibutuhkan. Hal ini berimplikasi pada dua kapal perang milik Jepang yang harus sandar di Pelabuhan Klang, Malaysia, sebelum bisa terjun ke Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk ikut dalam tim pencarian.
"Basarnas membutuhkan kapal tapi tidak secara spesifik menyebut kebutuhan yang diperlukan. Kami mengirimkan dua kapal, yakni Onami dan Takanami yang kapabel sebagai respons cepat pascabencana," kata Wakil Dubes Jepang, Yusuke Shindo di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (31/12/2014).
Ia memastikan tidak ada penolakan dari Pemerintah Indonesia terkait datangnya dua kapal perang tipe Destroyer (Perusak) tersebut. Malam ini akan digelar pertemuan dengan Kabasarnas untuk koordinasi tugas apa yang akan diemban dua kapal perang plus tiga helikopter yang masuk dalam paket bantuan Pemerintah Jepang.
"Keadaan berubah drastis, nanti malam Kementerian Pertahanan Jepang, Kedutaan Jepang, dan JICA akan melakukan koordinasi dengan Basarnas terkait perkembangan terbaru pencarian AirAsia QZ8501," ungkap Shindo.
Yusuke Shindo yang didampingi Kapten Komia selaku Atase bidang Pertahanan Kedubes Jepang memastikan kedua kapal yang berada di bawah komando Kementerian Pertahanan Jepang ini dapat diandalkan dalam penanggulangan dan respons cepat pascabencana.
Kedua kapal perang tipe perusak yang datang ke Indonesia ini mengangkut tiga helikopter untuk mendukung pencarian di udara. Pengalaman respons pascabencana kedua kapal ini didapatkan saat gempa Fukushima menerjang Jepang beberapa tahun lalu.
medcom.id, Jakarta: Pesawat AirAsia QZ8501 telah ditemukan keberadaannya oleh Badan SAR Nasional dan tim gabungan, dalam tempo dua hari sejak dinyatakan hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014.
Keadaan yang berubah drastis dalam 24 jam terakhir membuat Basarnas merombak rencana pencarian dan peralatan yang dibutuhkan. Hal ini berimplikasi pada dua kapal perang milik Jepang yang harus sandar di Pelabuhan Klang, Malaysia, sebelum bisa terjun ke Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk ikut dalam tim pencarian.
"Basarnas membutuhkan kapal tapi tidak secara spesifik menyebut kebutuhan yang diperlukan. Kami mengirimkan dua kapal, yakni Onami dan Takanami yang kapabel sebagai respons cepat pascabencana," kata Wakil Dubes Jepang, Yusuke Shindo di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (31/12/2014).
Ia memastikan tidak ada penolakan dari Pemerintah Indonesia terkait datangnya dua kapal perang tipe Destroyer (Perusak) tersebut. Malam ini akan digelar pertemuan dengan Kabasarnas untuk koordinasi tugas apa yang akan diemban dua kapal perang plus tiga helikopter yang masuk dalam paket bantuan Pemerintah Jepang.
"Keadaan berubah drastis, nanti malam Kementerian Pertahanan Jepang, Kedutaan Jepang, dan JICA akan melakukan koordinasi dengan Basarnas terkait perkembangan terbaru pencarian AirAsia QZ8501," ungkap Shindo.
Yusuke Shindo yang didampingi Kapten Komia selaku Atase bidang Pertahanan Kedubes Jepang memastikan kedua kapal yang berada di bawah komando Kementerian Pertahanan Jepang ini dapat diandalkan dalam penanggulangan dan respons cepat pascabencana.
Kedua kapal perang tipe perusak yang datang ke Indonesia ini mengangkut tiga helikopter untuk mendukung pencarian di udara. Pengalaman respons pascabencana kedua kapal ini didapatkan saat gempa Fukushima menerjang Jepang beberapa tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)