Ilustrasi galon
Ilustrasi galon

Riset Ungkap Kaitan Paparan BPA dengan Berbagai Penyakit

Muhammad Syahrul Ramadhan • 19 September 2025 15:45
Jakarta: Ratusan riset di bidang kesehatan yang terbit di jurnal-jurnal ilmiah menunjukkan risiko kesehatan akibat paparan BPA (Bisphenol A), bahan kimia pembentuk plastik polikarbonat yang lazim digunakan dalam galon air minum guna ulang.
 
Studi dalam BMC Endocrine Disorders (2018) melihat hubungan positif antara paparan BPA dengan penyakit diabetes tipe 2. “BPA berpotensi memicu hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2, dan gangguan tumbuh kembang anak,” kata dr. Agustina Puspitasari, dokter spesialis kedokteran okupasi, mengonfirmasi hasil studi tersebut.
 
Studi dalam Human Reproduction (2010) juga membuktikan paparan BPA di tempat kerja dapat menimbulkan efek buruk pada gangguan reproduksi, terutama—dalam konteks studi ini—berupa disfungsi seksual pada pekerja pria. “Karena sifatnya adalah hormone disruptor, maka BPA bisa memengaruhi segala hal, baik laki-laki maupun perempuan. Laki-laki dan perempuan bahkan bisa infertile atau mandul,” ujar dr. Ulul Albab, dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

Konsep gangguan hormon baru dikenal pada dekade 1990-an. BPA adalah salah satu zat kimia yang bisa meniru fungsi hormon alami tubuh, sehingga dapat mengacaukan sistemnya. Itulah kenapa baru dalam dua dekade terakhir, risiko kesehatan dari paparan BPA mulai banyak dibahas para ahli.
 
Studi dalam Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology (2017) kemudian menemukan hubungan paparan BPA dengan perkembangan mental anak, seperti tingkat kecemasan, depresi, hiperaktivitas, ketidakmampuan berkonsentrasi, dan masalah perilaku lain. 
 
“Pada studi epidemiologi, kadar BPA dalam darah atau urin pada anak usia pertumbuhan berkorelasi erat dengan gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi,” ujar Profesor Junaidi Chotib, guru besar Farmakologi Universitas Airlangga, Surabaya, yang melakukan penelitian dampak kesehatan dari paparan BPA.
 
​Baca juga: Lebihi Batas Aman, BPA pada Galon Bisa Berisiko bagi Kesehatan

 
BPA adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membentuk kemasan plastik keras atau polikarbonat. Dalam kehidupan sehari-hari, kemasan polikarbonat dapat ditemukan pada botol bayi, wadah makanan, lapisan kaleng, dan galon air minum guna ulang.
 
Pakar polimer dari Universitas Indonesia, Profesor Mochamad Chalid, mengibaratkan plastik seperti untaian kalung dan BPA adalah salah satu mata rantainya. “Pada saat digunakan, sangat mungkin mata rantai tersebut lepas, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelasnya. Faktor-faktor seperti paparan sinar matahari, suhu tinggi, dan pencucian berulang, menurut Profesor Chalid, dapat meningkatkan risiko pelepasan BPA ke dalam produk pangan.
 
Dalam sejarah kesehatan, kita bisa mencatat banyak bahan kimia yang dulunya dianggap aman ternyata kemudian terbukti berbahaya. Asbes digunakan 100 tahun sebelum kemudian terbukti menyebabkan kanker. 
Rokok dianggap aman selama 50 tahun sebelum terbukti menyebabkan kanker paru. “Paparan BPA dengan berbagai kadar dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gangguan kesehatan,” kata Profesor Junaidi.
 
Oleh karena itu, Dr. dr. Dien Kurtanty, dokter dan penulis buku BPA Free: Perisai Keluarga dari Zat Kimia Berbahaya berharap pemerintah, industri, dan masyarakat makin menyadari bahaya dari paparan BPA. “Jangan sampai risiko-risiko kesehatan terkait BPA ini berimbas dan dilimpahkan pada pelayanan kesehatan,” ujarnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan