Jakarta: Pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjalani karantina di Rumah Susun (Rusun) Nagrak, Jakarta Utara, bertambah 280 pada Selasa, 1 Februari 2022. Fasilitas anyar itu dikhususkan bagi PMI untuk mengurangi penumpukan orang.
“Sehingga 3.328 PMI menjalani karantina di Rusun Nagrak,” kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan-I) Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Februari 2022.
Aris memerinci jumlah itu terdiri dari 1.636 pria dan 1.692 perempuan. Mereka menempati Tower 1, 2, 3, 5, dan 6.
Baca: Tekan Penularan Omicron, Pintu Masuk Internasional ke Indonesia Diperketat
Aris menyebut 12.632 pasien terdaftar sejak Rusun Nagrak beroperasi pada 21 Desember 2021. Sebanyak 9.304 pasien keluar karena sudah selesai menjalani isolasi.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen Suharyanto meminta kesiapan fasilitas karantina tambahan dipercepat. Supaya semakin banyak orang yang bisa ditampung untuk menjalani karantina.
“Percepat perbaikannya sehingga kami dapat langsung mengirimkan kebutuhan dan peralatan untuk segera dimanfaatkan,” kata Suharyanto.
Jakarta:
Pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjalani
karantina di Rumah Susun (Rusun) Nagrak, Jakarta Utara, bertambah 280 pada Selasa, 1 Februari 2022. Fasilitas anyar itu dikhususkan bagi PMI untuk mengurangi penumpukan orang.
“Sehingga 3.328 PMI menjalani karantina di Rusun Nagrak,” kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan-I) Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Februari 2022.
Aris memerinci jumlah itu terdiri dari 1.636 pria dan 1.692 perempuan. Mereka menempati Tower 1, 2, 3, 5, dan 6.
Baca:
Tekan Penularan Omicron, Pintu Masuk Internasional ke Indonesia Diperketat
Aris menyebut 12.632 pasien terdaftar sejak Rusun Nagrak beroperasi pada 21 Desember 2021. Sebanyak 9.304 pasien keluar karena sudah selesai menjalani isolasi.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
Covid-19 Letjen Suharyanto meminta kesiapan fasilitas karantina tambahan dipercepat. Supaya semakin banyak orang yang bisa ditampung untuk menjalani karantina.
“Percepat perbaikannya sehingga kami dapat langsung mengirimkan kebutuhan dan peralatan untuk segera dimanfaatkan,” kata Suharyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
