Jakarta: Pemerintah mulai melonggarkan kegiatan masyarakat seiring dengan menurunnya angka penularan covid-19. Kebijakan ini berpotensi menimbulkan revenge tourism (balas dendam wisata), sehingga para pelaku usaha harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengatakan terjadi peningkatan okupansi hotel namun belum terjadi peningkatan signifikan di tempat wisata. Pihaknya saat ini tengah memantau revenge tourism di masa Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, 2, dan 1.
Untuk itu para pelaku usaha wisata, hotel dan restoran diminta untuk menyiapkan aturan prokes yang ketat meski telah berada di zona PPKM level 3 agar tidak kembali lagi terjadi lonjakan covid-19.
"Kemacetan ini tidak diikuti oleh membludaknya kunjungan di taman rekreasi. Ternyata mereka banyak memusatkan kegiatannya dengan staycation di dalam hotel. Karena itu, para pelaku usaha wisata dan ekonomi kreatif harus segera menyiapkan diri untuk protokol kesehatan dan mengintegrasikan dengan Pedulilindungi," ujar Sandi selepas mengikuti acara Edukasi dan Sosialisasi Bedah Buku Le Parle Covidnomics di Jakarta, Selasa, 31 Agustus 2021.
Sementara itu Dinas Pariwisata DI Yogyakarta telah menyosialisasikan penggunaan aplikasi Pedulilindungi kepada pengusaha jasa pariwisata seperti hotel dan restoran. Dengan penerapan aplikasi ini diharapkan pengelola bisa dengan mudah melacak wisatawan yang positif covid-19.
Agar tempat wisata, hotel dan restoran tidak menjadi tempat penyeberan covid-19.
Penerapan aplikasi tersebut masih dalam proses untuk distinasi wisata didorong terus mendaftar guna mendapat QR code aplikasi ini. Nantinya QR Code akan dipasang di depan loket agar discan oleh wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan pihaknya gencar menyosialisasikan untuk penerapan aplikasi Pedulilindungi kepada para pelaku wisata.
"Penerapan aplikasi Pedulilindungi kita fokuskan kemarin untuk hotel dan restoran. Sekarang sedang didorong uji cobanya. Sebenarnya yang perlu disiapkan adalah QR codenya," papar Singgih. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Pemerintah mulai melonggarkan kegiatan masyarakat seiring dengan menurunnya angka penularan covid-19. Kebijakan ini berpotensi menimbulkan revenge tourism (balas dendam wisata), sehingga para pelaku usaha harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengatakan terjadi peningkatan okupansi hotel namun belum terjadi peningkatan signifikan di tempat wisata. Pihaknya saat ini tengah memantau revenge tourism di masa Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, 2, dan 1.
Untuk itu para pelaku usaha wisata, hotel dan restoran diminta untuk menyiapkan aturan prokes yang ketat meski telah berada di zona PPKM level 3 agar tidak kembali lagi terjadi lonjakan covid-19.
"Kemacetan ini tidak diikuti oleh membludaknya kunjungan di taman rekreasi. Ternyata mereka banyak memusatkan kegiatannya dengan staycation di dalam hotel. Karena itu, para pelaku usaha wisata dan ekonomi kreatif harus segera menyiapkan diri untuk protokol kesehatan dan mengintegrasikan dengan Pedulilindungi," ujar Sandi selepas mengikuti acara Edukasi dan Sosialisasi Bedah Buku Le Parle Covidnomics di Jakarta, Selasa, 31 Agustus 2021.
Sementara itu Dinas Pariwisata DI Yogyakarta telah menyosialisasikan penggunaan aplikasi Pedulilindungi kepada pengusaha jasa pariwisata seperti hotel dan restoran. Dengan penerapan aplikasi ini diharapkan pengelola bisa dengan mudah melacak wisatawan yang positif covid-19.
Agar tempat wisata, hotel dan restoran tidak menjadi tempat penyeberan covid-19.
Penerapan aplikasi tersebut masih dalam proses untuk distinasi wisata didorong terus mendaftar guna mendapat QR code aplikasi ini. Nantinya QR Code akan dipasang di depan loket agar discan oleh wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan pihaknya gencar menyosialisasikan untuk penerapan aplikasi Pedulilindungi kepada para pelaku wisata.
"Penerapan aplikasi Pedulilindungi kita fokuskan kemarin untuk hotel dan restoran. Sekarang sedang didorong uji cobanya. Sebenarnya yang perlu disiapkan adalah QR codenya," papar Singgih. (
Mentari Puspadini)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)