medcom.id, Jakarta: Jamaah Tabligh berdakwah hingga skala luar negeri. Dakwah selalu disampaikan dengan ajakan damai dan menegakkan perintah-perintah Allah SWT.
Namun, pengalaman rekan-rekannya di Jamaah Tabligh yang terjebak dalam perang kota di Marawi, Filipina, sama sekali tak pernah terjadi. Sampai-sampai, demi keamanan, pemerintah membantu proses pemulangan mereka.
"Belum pernah (terjebak konflik). Ini yang pertama," kata Soleh kepada Metrotvnews.com di Masjid Jami Kebon Jeruk, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu 4 Juni 2017.
Soleh menegaskan, persitiwa itu tak akan membuat Jamaah Tabligh trauma. Meski dalam kondisi darurat, tegas Soleh, kewajiban dakwah tetap harus dilaksanakan.
"Kami intinya dakwah. Meskipun di sana perang, kami tetap berdakwah," kata dia.
Selain 16 Jamaah Tabligh, pemerintah menyertakan 1 WNI dalam pemulangan dari Marawi. Pemerintah telah mengevakuasi 17 WNI dari wilayah tersebut. Namun, WNI atas nama Yusuf Burhanuddin masih ditampung di mess KJRI Davao menunggu proses pemulangan berikutnya, setelah istri dan 3 anaknya yang berada di Illigan tiba di Davao.
Sebanyak 16 orang itu diterbangkan menggunakan Silk Air MI 566 Etd dari Davao pada pukul 15: 25 waktu setempat menuju Singapura.
Sebelumnya, mereka terjebak dalam pertempuran antara militer Filipina melawan kelompok Maute yang diduga terkait dengan Islamic State (IS). Dari 16 WNI itu, 10 WNI yang berasal dari Jawa Barat ditemukan berada di Masjid Abu Bakar as Sidiq atau berjarak 500 meter dari ladang pertempuran.
Adapun enam WNI lainnya yang merupakan warga Makassar, Polowali, dan Sidrap, ditemukan di Masjid Al Kuwaid, Kota Sutan Naga, yang bisa ditempuh empat jam perjalanan dari Kota Marawi.
medcom.id, Jakarta: Jamaah Tabligh berdakwah hingga skala luar negeri. Dakwah selalu disampaikan dengan ajakan damai dan menegakkan perintah-perintah Allah SWT.
Namun, pengalaman rekan-rekannya di Jamaah Tabligh yang terjebak dalam perang kota di Marawi, Filipina, sama sekali tak pernah terjadi. Sampai-sampai, demi keamanan, pemerintah membantu proses pemulangan mereka.
"Belum pernah (terjebak konflik). Ini yang pertama," kata Soleh kepada
Metrotvnews.com di Masjid Jami Kebon Jeruk, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu 4 Juni 2017.
Soleh menegaskan, persitiwa itu tak akan membuat Jamaah Tabligh trauma. Meski dalam kondisi darurat, tegas Soleh, kewajiban dakwah tetap harus dilaksanakan.
"Kami intinya dakwah. Meskipun di sana perang, kami tetap berdakwah," kata dia.
Selain 16 Jamaah Tabligh, pemerintah menyertakan 1 WNI dalam pemulangan dari Marawi. Pemerintah telah mengevakuasi 17 WNI dari wilayah tersebut. Namun, WNI atas nama Yusuf Burhanuddin masih ditampung di mess KJRI Davao menunggu proses pemulangan berikutnya, setelah istri dan 3 anaknya yang berada di Illigan tiba di Davao.
Sebanyak 16 orang itu diterbangkan menggunakan Silk Air MI 566 Etd dari Davao pada pukul 15: 25 waktu setempat menuju Singapura.
Sebelumnya, mereka terjebak dalam pertempuran antara militer Filipina melawan kelompok Maute yang diduga terkait dengan Islamic State (IS). Dari 16 WNI itu, 10 WNI yang berasal dari Jawa Barat ditemukan berada di Masjid Abu Bakar as Sidiq atau berjarak 500 meter dari ladang pertempuran.
Adapun enam WNI lainnya yang merupakan warga Makassar, Polowali, dan Sidrap, ditemukan di Masjid Al Kuwaid, Kota Sutan Naga, yang bisa ditempuh empat jam perjalanan dari Kota Marawi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)