medcom.id, Manado: Komoditas biji pala produksi petani Sulawesi Utara (Sulut) diekspor ke empat negara yakni Belanda, Italia, Spanyol, dan Vietnam selang Juni 2014.
"Keempat negara tersebut yakni Belanda, Italia, Spanyol dan Vietnam yang membeli komoditas biji pala Sulut sebanyak 114 ton," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Olvie Atteng di Manado, Sabtu (21/6/2014).
Rincian pembelian empat negara itu yakni Belanda sebanyak 10 ton dengan nilai US$186 ribu, Italia 75 ton senilai US$966.500, Spanyol 15 ton senilai US$183.750, dan Vietnam 14 ton senilai US$173 ribu.
Ekspor pala ke empat negara tersebut, kata Olvie, semakin mengokohkan pala sebagai salah satu komoditas penyumbang devisa cukup signifikan bagi Sulut.
"Komoditas biji pala dan bunga pala asal Sulut memang diminati Belanda bahkan negara-negara di Uni Eropa, sejak dulu karena sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, antara lain untuk rempah-rempah karena rasanya yang sangat khas," katanya.
Hal tersebut, katanya lagi, harus bisa dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan produksinya dan menghasilkan tanaman pala yang berkualitas baik agar makin disukai di seluruh dunia.
Pala produksi Sulut bukan hanya diminati empat negara tersebut tetapi juga berhasil menarik minak pasar Afrika. "Minat tersebut ditandai dengan makin banyaknya permintaan ekspor pala dan bunganya ke berbagai negara di dunia, ini menunjukan mutu komoditas pala daerah ini cukup baik," ujar Olvie.
Ia juga mengatakan pala Sulut yang banyak diekspor ke Eropa, Amerika, dan Afrika tersebut, berasal dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud. (Ant)
medcom.id, Manado: Komoditas biji pala produksi petani Sulawesi Utara (Sulut) diekspor ke empat negara yakni Belanda, Italia, Spanyol, dan Vietnam selang Juni 2014.
"Keempat negara tersebut yakni Belanda, Italia, Spanyol dan Vietnam yang membeli komoditas biji pala Sulut sebanyak 114 ton," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Olvie Atteng di Manado, Sabtu (21/6/2014).
Rincian pembelian empat negara itu yakni Belanda sebanyak 10 ton dengan nilai US$186 ribu, Italia 75 ton senilai US$966.500, Spanyol 15 ton senilai US$183.750, dan Vietnam 14 ton senilai US$173 ribu.
Ekspor pala ke empat negara tersebut, kata Olvie, semakin mengokohkan pala sebagai salah satu komoditas penyumbang devisa cukup signifikan bagi Sulut.
"Komoditas biji pala dan bunga pala asal Sulut memang diminati Belanda bahkan negara-negara di Uni Eropa, sejak dulu karena sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, antara lain untuk rempah-rempah karena rasanya yang sangat khas," katanya.
Hal tersebut, katanya lagi, harus bisa dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan produksinya dan menghasilkan tanaman pala yang berkualitas baik agar makin disukai di seluruh dunia.
Pala produksi Sulut bukan hanya diminati empat negara tersebut tetapi juga berhasil menarik minak pasar Afrika. "Minat tersebut ditandai dengan makin banyaknya permintaan ekspor pala dan bunganya ke berbagai negara di dunia, ini menunjukan mutu komoditas pala daerah ini cukup baik," ujar Olvie.
Ia juga mengatakan pala Sulut yang banyak diekspor ke Eropa, Amerika, dan Afrika tersebut, berasal dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud. (Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BEO)